BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 18 Mar 2024 09:35

KH As'ad Humam, Gigih Menemukan Metode Iqro dalam Keterbatasan Fisik

KH As'ad Humam adalah penemu metode Iqro. (Repro Google)

Tulang belakangnya yang mengalami pengapuran, nggak menyurutkan semangat KH As'ad Humam dalam menciptakan sebuah metode untuk belajar Al-Qur'an. Berkat ketekunan dan besarnya tekad, dia berhasil menciptakan metode Iqro, suatu metode membaca Al-Qur'an yang mudah, cepat, dan praktis.

Inibaru.id - Selalu ada kenangan yang berkesan dan membekas dari masa kecil. Mungkin buku belajar mengaji Iqro yang jamak digunakan orang semasa kanak-kanak menjadi salah satunya. Bagaimana bisa nggak berkesan, buku berukuran kecil dan tipis bersampul warna-warni itu telah berjasa menemani banyak orang belajar membaca Al-qur'an.

FYI, Iqro merupakan nama metode belajar Al-Qur'an dengan cepat yang menekankan langsung pada latihan membaca. Buku ini terdiri atas enam jilid, dimulai dari yang sederhana, tahap demi tahap pada tingkatan yang sempurna.

Belajar Al-Qur'an dengan metode Iqro kali pertama digunakan di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) untuk anak 7-12 tahun yang ada di Kampung Selokraman, Kotagede, Yogyakarta. Dinilai sangat efektif, metode dan buku Iqro lantas menyebar ke seluruh pelosok negeri, bahkan ke negeri jiran: Malaysia dan Singapura.

Nah, jika kamu adalah salah seorang pengguna buku tersebut, pasti nggak asing dengan sosok gambar pria tua kurus berkacamata dengan memakai setelan jas dan peci hitam yang selalu muncul di sampul akhir buku Iqro. Dialah sang pencipta metode Iqro atau Bapak Iqro, KH As'ad Humam.

Di dunia pendidikan, jasanya sangat besar karena tingkat keberhasilan metode Iqro cukup fantastis. Dalam sebuah studi yang dilansir Republika, efektivitasnya mencapai 89,9 persen bagi anak usia Taman Kanak-Kanak dalam waktu enam hingga 18 bulan.

“Lewat sistem Iqro, KH As’ad Humam telah menyelamatkan masyarakat dari kebutaan terhadap Quran. Beliau adalah pahlawan penyelamat Quran,” kata Menteri Agama periode 1993-1998 Tarmizi Taher.

Mengenal KH As'ad Humam

Buku Iqro, buku yang digunakan anak-anak atau orang dewasa saat belajar membaca Al-Qur'an. (Istimewa)

Sosok Bapak Iqro ini sempat ramai diperbincangkan netizen yang kebanyakan milenial dan zilenial. Mereka penasaran siapakah sebenarnya KH As'ad Humam yang gambarnya ada di sampul belakang buku Iqro.

Dihimpun dari beberapa sumber, KH As'ad Humam memiliki nama asli As'ad. Humam adalah nama ayahnya, KH Humam Siraj. Anak kedua dari tujuh bersaudara itu lahir di Yogyakarta pada tahun 1933. Tinggal di Kampung Selokraman, Kotagede, Yogyakarta. KH As'ad Humam dulu bekerja sebagai pedagang barang imitasi di pasar Bringharjo, Malioboro, Yogyakarta.

Lelaki yang akrab disapa Pak As itu bertubuh kecil dan kurus. Dirinya mengalami cacat fisik sejak usia 18 tahun karena jatuh dari pohon. Tulang belakangnya juga mengalami pengapuran. Karena ini dia putus sekolah, terhenti di kelas dua Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam keterbatasannya, Pak As berusaha mencari metode yang bisa membantu orang-orang untuk belajar Al-Qur'an. Pada 1983, Pak As dan 17 pemuda mendirikan Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musala (AMM) yang bertujuan menggerakkan masjid dan musala untuk menyelenggarakan tadarus. Inilah cikal-bakal metode Iqra.

“Pak As secara intensif mulai menulis. Pohon jambu yang ada di samping rumahnya menjadi saksi bisu betapa sangat tekun dan sabarnya Pak As dalam mencari cara-cara efektif pengajaran membaca Al-Qur'an,” kata salah seorang Tim Tadarus AMM Budiyanto, dilansir dari Kumparan.

Bertahun-tahun lamanya, semangat Pak As semakin membuncah. Gerakan itu semakin masif saat Tim AMM menyelesaikan buku Iqra, suatu metode membaca Al-Qur'an yang mudah, cepat, dan praktis.

KH As’ad Humam mengembuskan napas terakhirnya tepat pada bulan Ramadan, 2 Februari 1996 dalam usia 63 tahun. Kala itu, jenazahnya disalatkan ribuan jemaah di Masjid Baiturahman Selokraman Kota Gede, Yogyakarta.

Itu dia sekelumit cerita tentang Bapak Iqro, seseorang memiliki semangat pantang menyerah, kegigihan, dan dedikasi tanpa henti untuk kebaikan umat. Semoga metode Iqro yang dia temukan bisa jadi amal jariyah untuknya ya, Millens! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024