Inibaru.id – Sobat Millens pengin belajar mengaji? Kamu bisa mempelajarinya dari buku Iqro’. Buku ini sangat legendaris dan populer lo. Meskipun ukurannya kecil, namun buku ini mengandung metode yang sangat efektif. Kamu dijamin bisa lancar mengaji dengan buku ini. Tentunya asal kamu giat belajar ya.
Buku tersebut ditulis oleh KH. As’ad Humam yang lahir di Yogyakarta pada 1933. Bukan hanya menulis tetapi KH. As’ad Humam jugalah yang menemukan metodenya.
Nggak hanya berhasil menyelamatkan generasi masa depan Indonesia dari buta huruf Al Quran, sistem Iqro miliknya ternyata juga telah banyak digunakan dan tersebar ke seluruh penjuru negara muslim dunia lainnya, lo. Wah, berjasa sekali ya?
Pada awalnya, K.H. As’ad Humam bertemu dengan K.H. Dachlan Salim Zarkasyi asal Semarang yang telah menemukan metode cara belajar mengaji sebelumnya yaitu Qiroati. Saat itu, dia masih menjadi seorang pedagang di Pasar Bringharjo, Yogyakarta.
Melihat metode tersebut, K.H. As’ad Humam mempraktikannya dan menganalisanya. Dari sana, dia menemukan metode yang lebih efektif daripada metode milik K.H. Dachlan Salim Zarkasyi. Lalu, K.H. As’ad Humam mengusulkan metode tersebut kepada K.H. Dachlan Salim Zarkasyi.
K.H As'ad Humam, penemu metode Iqro. (Tirto.id)
Akan tetapi, K.H. Dachlan Salim Zarkasyi kurang menanggapi usul tersebut. Menurutnya, metode qiroati itu adalah metode baku yang nggak bisa dicampur dengan sistem lain.
Karena itulah, K.H. As’ad Humam akhirnya mengembangkan sistem miliknya, sistem tersebutlah yang kini kita kenal dengan nama Iqro. Menurut Bombastis.com (05/2018), keputusan K.H. As’ad Humam ini menimbulkan ketegangan antara kedua belah pihak.
Akhirnya, pada tahun 1990, K.H. As’ad Humam menemukan solusinya. Saat menulis kata pengantar buku Iqro pada tahun 1990, dia mencantumkan bahwa buku Qiroati menjadi inspirasi dari metode Iqro ciptaannya.
Teknik tersebut awalnya diujicobakan kepada anak-anak yang diasuh oleh tim tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musala (AMM), Yogyakarta. Pada perkembangnnya, Iqro semakin meluas berkat getok tular dari mulut ke mulut dan digunakan di banyak tempat. Entah sudah berapa juta eksemplar bukunya yang telah tercetak dan diterbitkan.
Bahkan, pada Tahun 1996, Agus Basri dan Khoiri Akhmadi dalam obituarinya menyebutkan, Iqro telah sampai Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, hingga Eropa, dan Amerika. Wah!
Di tengah pesatnya kepopuleran buku Iqro, K.H. As’ad Humam wafat pada 1996 setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
Wah, mulia sekali ya jasa K.H. As’ad Humam. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah. (IB06/E05)