BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 2 Feb 2021 17:32

Juru Selamat dari Rusia Vasili Arkhipov, Tanpanya Mungkin Kita Sudah Tiada

Vasili Arkhipov, pencegah Perang Dunia III yang berpotensi memicu kiamat. (thevintagenews)

Namanya mungkin sudah dilupakan banyak orang. Namun, Vasili Arkhipov adalah pahlawan yang menyelamatkan milyaran orang. Keputusannya mencegah perang nuklir yang bisa saja memicu kiamat.

Inibaru.id – Sebuah kiamat seharusnya terjadi pada 27 Oktober 1962, yang kemungkinan bakal meluluhlantakkan manusia dan peradabannya. Namun, bencana mahadasyat tersebut batal terjadi berkat seorang "juru selamat" asal Rusia. Namanya Vasili Arkhipov.

Tanda-tanda “kiamat” sejatinya telah muncul di tengah perang dingin antara Blok Barat atau Dunia Kapitalis yang dipimpin AS dan NATO dengan Blok Timur atau Dunia Komunis yang disponsori Uni Soviet dan Pakta Warsawa. Ketegangan politik dan militer itu telah berlangsung sejak 1947.

Perang Dingin mencapai puncaknya pada 1962 dengan munculnya Krisis Rudal Kuba. Krisis ini dipicu oleh serangan ke Teluk Babi yang masuk wilayah Kuba, sebuah negara komunis. Kendati gagal, serangan yang disponsori AS itu segera memicu kemarahan Soviet dan Kuba.

Kepada Presiden AS John F Kennedy, Perdana Menteri Soviet Nikita Khruschev pada September 1962 bahkan menyatakan, serangan berikutnya kepada Kuba bakal dinilai sebagai tindakan perang. Soviet juga menempatkan rudal-rudal berukuran sedang yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba.

Pada 22 Oktober, AS menuntut Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba. Maka, saat itulah Krisis Rudal Kuba dimulai. Negosiasi berjalan alot. Kapal perang AS mengepung Kuba, sedangkan pesawat pengebom sudah bersiap di Florida. Satu saja kesalahan, Perang Dunia berulang.

Sang Juru Selamat

Kapal Selam Soviet B-59. (Matamatapolitik)

Di tengah ketegangan Krisis Rudal Kuba, empat kapal selam Soviet diam-diam sudah memasuki wilayah Kuba. Dekat sekali dengan AS. Salah satu kapal selam itu adalah B-59 yang dinaiki Vasili Arkhipov.

Nahas, AS mengetahui informasi terkait kapal selam tersebut dan berusaha mencarinya dengan mengerahkan armada mereka. Agar nggak ketahuan, ke-4 kapal selam yang seharusnya muncul di permukaan secara berkala pun terpaksa tetap berada di bawah air.

Sepekan di dalam air, kadar oksigen di kapal selam pun kian menipis, sedangkan suhu di dalam kapal mencapai 60 derajat Celsius. Sementara, granat-granat peringatan dari AS telah dijatuhkan ke perairan. Para kru yang terdesak harus bertahan, salah satunya dengan hanya boleh minum segelas air sehari.

Merasa diserang dan terdesak, Kapten Kapal B-59 Valentin Savitsky pun meminta para krunya untuk menyiapkan torpedo nuklirnya. Andai perintah ini dituruti, hampir dipastikan Perang Dunia ke-3 bakal pecah dan sebuah kiamat tercipta.

Namun, umat manusia beruntung karena memiliki Vasili Arkhipov, komandan armada "flotilla" kapal selam tersebut. Dia menolak permintaan Savitsky untuk menekan tombol peluncuran torpedo. Tanpa persetujuannya, yang merupakan satu dari tiga petinggi di flotilla itu, serangan nggak bisa dilakukan.

Dianggap Pecundang

Vasili Arkhipov muda. (Wikimedia)

Hingga kini Perang Dunia ke-3 nggak pernah terjadi. Kapal-kapal Soviet nggak pernah meluncurkan torpedonya, bahkan bisa pulang kandang dengan selamat. Pada 28 Oktober, Khruschev bersedia memindahkan nuklirnya asalkan AS berjanji nggak menyerbu Kuba.

Bagi umat manusia, Vasili Arkhipov adalah sang juru selamat. Namun, pemerintah dan militer Soviet justru menganggap peristiwa yang terjadi pada 27 Oktober itu sebagai langkah pengecut dan mereka dianggap pecundang.

Pasca-keberhasilan-yang-dianggap-gagal itu, para kru kapal selam B-59, B-4, B-36, dan B-130 pun mendapatkan perlakuan yang cukup buruk. Sang istri, Olga Arkhipova, bahkan enggan menceritakan peristiwa dramatis tersebut. Namun, dia mengaku bangga.

“Orang-orang Kuba menyebut Vasili Arkhipov sebagai pencegah perang nuklir. Saya bangga!” tegas Olga dalam sebuah wawancara.

Vasili Arkiphov meninggal pada 19 Agustus 1998. Radiasi akibat kecelakaan kapal selam K-19 yang menimpanya pada Juli 1961 ditengarai berkontribusi terhadap kanker ginjal yang menyebabkan kematiannya pada usia 72 tahun.

Kita tentu tahu seberapa besar bahaya yang bisa tercipta dari perang nuklir yang nyaris pecah di Kuba. Jika ini terjadi dan andai Vasili Arkiphov saat itu mengiyakan peluncuran torpedo, mungkin bumi yang kita injak sekarang nggak akan seindah ini. (Kom/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: