BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 28 Mar 2023 18:00

Hunting Foto Pakai Ponsel, Agenda Perdana Phonegraphy Semarang

Salah satu anggota Phonegraphy Semarang tengah memotret Gedung Marba menggunakan ponsel. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Untuk memaksimalkan fitur kamera dan fotografi di ponsel, Phonegraphy Semarang menggelar hunting foto bareng pakai ponsel di kawasan Kota Lama Semarang. Gimana keseruan mereka?

Inibaru.id - Dunia fotografi nggak lagi didominasi para pemilik kamera profesional, karena saat ini hampir semua ponsel pintar telah dilengkapi fitur kamera bawaan yang memungkinkan penggunanya menghasilkan kualitas gambar setara dengan kamera DSLR atau mirrorless.

Di banyak daerah, kamu bahkan bisa menemukan komunitas fotografi yang para anggotanya hanya hunting menggunakan kamera ponsel. Jadi, alih-alih mengakrabi kamera profesional lengkap dengan lensa-lensa panjangnya, mereka lebih fokus memaksimalkan potensi kamera ponsel yang dimilikinya.

Salah satu komunitas tersebut adalah Phonegraphy Semarang. Pekan lalu, saya bertemu mereka di kawasan Kota Lama Semarang. Komunitas yang anggotanya didominasi anak muda ini tengah berkumpul di selasar Oudetrap Theatre saat saya menyambangi mereka.

Hari itu mereka menghabiskan waktu seharian untuk hunting foto di lokawisata ikonik Kota Lunpia tersebut. Pencetus sekaligus Koordinator Phonegraphy Semarang Isbalna mengatakan, mereka sengaja menjadikan Kota Lama karena banyak spot menarik yang cocok dibidik memakai kamera ponsel.

"Banyak spot ikonik yang bisa difoto juga, misalnya Gedung Marba, Gereja Blenduk, rumah tua yang dijalari akar pohon, dan banyak lagi," kata Isbalna. "Ini menjadi event offline perdana kami."

Nggak Melulu tentang Alat

Hasil jepretan foto salah satu anggota Komunitas Phonegraphy Semarang. (Instagram/jon.shinc)

Nggak lama setelah berkumpul di Oudetrap Theatre, para anggota pun segera menyebar, menjepret objek yang mereka inginkan. Sesekali saya melihat 1-2 orang phonegrafer, sebutan mereka untuk fotografer memakai ponsel, saling memperlihatkan hasil bidikan mereka, lalu mendiskusikannya.

Menurut Isbalna, tujuan hunting foto bersama tersebut, selain untuk mengasah insting dan kepekaan, adalah untuk saling berbagi ilmu. Dia sengaja mengumpulkan orang-orang dengan hobi yang sama dalam wadah Phonegraphy Semarang agar bisa sama-sama belajar.

"Memotret, dengan DSLR atau ponsel, sejatinya sama saja. Teori dan teknik pengambilan gambarnya nggak berbeda. Jadi, saya kurang sepakat kalau kualitas foto memakai kamera profesional pasti lebih baik ketimbang dengan ponsel," lontarnya.

Hal yang terpenting dari fotografi, lanjut dia, adalah gimana melatih insting serta kepekaan terhadap objek yang akan diambil. Misalnya, dengan memperhatikan pencahayaan dan mengamati objek sekitar untuk mempermudah pemilihan angle foto. Jadi, fotografi nggak melulu tentang alat.

"Teman-teman saya yang belajar fotografi banyak yang berawal dari kamera ponsel, kok. Kalau yang megang alat (kamera) nggak tahu teknik, komposisi, dan teori fotografi. Saya pastikan hasil fotonya kurang maksimal," tegas Isbalna.

Hunting Foto Perdana

Para phonegrafer yang tergabung dalam Komunitas Phonegraphy Semarang terlihat sedang mendiskusikan hasil jepretan foto. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Keinginan untuk hunting foto bareng sebetulnya sudah pengin dilakukan Isbalna sejak lama, tapi baru kesampaian sekali untuk wilayah Semarang. Padahal, dia membeberkan, sudah sering followers-nya di Instagram mengajak hunting bersama, tapi nggak bisa disanggupinya; biasanya karena jarak.

"Nggak semua permintaan teman-teman bisa saya sanggupi, karena kebanyakan yang minta dari Jakarta dan Jawa Timur, sementara saya di Semarang," sesalnya. "Padahal, hunting bareng itu penting banget untuk mengasah kemampuan."

Isbalna pun kemudian menjelaskan, untuk bisa mengambil foto memakai kamera ponsel dengan baik, ada beberapa fitur yang perlu dikuasai. Nah, melalui Phonegraphy Semarang, dia secara rutin memberikan edukasi terkait fitur-fitur tersebut agar bisa dipraktikkan saat hunting foto.

"Semoga komunitas ini bisa jadi ruang alternatif untuk orang-orang yang tertarik dalam dunia fotografi. Terus, kegiatan hunting foto ini juga bisa digelar rutin tiap bulan," harapnya.

Harapan serupa juga dilontarkan Renan, anggota Phonegraphy Semarang yang hari itu turut serta dalam hunting foto. Dia mengaku terkesan dengan event perdana tersebut karena bisa mempertemukan orang-orang dengan hobi yang sama, lalu saling bertukar ilmu dan saran.

"Tadi pas hunting foto saya banyak bertukar ilmu dengan Mas Faris (anggota Phonegraphy Semarang). Kali lain mungkin kami bakal hunting foto bareng lagi, agak sorean atau pagi, di tempat lain," ungkapnya semringah.

Komunitas yang menarik, sih! Pada akhirnya, teknologi memang akan terus berkembang ke arah yang lebih praktis dan mudah. Jadi, bisa saja ke depan profesi fotografer dilakoni cukup dengan berbekal kamera ponsel, kan? (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024