BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 19 Jun 2020 16:34

Dari Semarang Darojin 'Mengayuh' Penny-Farthing ke Berbagai Negara di Dunia

Darojin berpose di antara penny-farthing bikinannya. (Inibaru.id/ Audrian F)

Darojin adalah warga Perumahan Sedayu Indah Claster, Banget Ayu Wetan. Di teras rumahnya dia menghasilkan sebuah sepeda klasik Eropa bernama Penny-Farthing. Pelanggan Darojin terdiri atas para pejabat dan pesohor dalam negeri hingga pembeli dari luar negeri.<br>

Inibaru.id - Bunga-bunga api berloncatan dari sebuah besi yang sedang dilas oleh Darojin di teras rumahnya yang terletak di Perumahan Sedayu Indah Cluster, Banget Ayu, Kota Semarang. Besi-besi tersebut nantinya akan dirangkai menjadi sepeda. Namun, asal tahu saja, ini bukan sembarang sepeda, melainkan sebuah sepeda Eropa klasik yang bernama Penny-Flarthing.

Yap, dialah Darojin sang pengrajin sepeda penny-flarthing. Sejak 2013 dia menasbihkan diri untuk sebagai perakit sepeda unik ini. Darojin sebetulnya bukan orang baru di kalangan sepeda klasik seperti ini. Sebelumnya dia sudah tergabung ke dalam kelompok Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Korwil Semarang.

Kerangka penny-farthing disatukan dengan cara dilas. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Jalan hidup sebagai pengrajin penny-farthing menarik hatinya ketika dia di Yogyakarta. Saat itu dia kagum melihat sepeda klasik beroda besar dan kecil milik temannya. Darojin lantas mencoba membuatnya.

“Kalau penny-farthing kan unik, belum banyak yang punya,” tambahnya.

Awalnya Darojin membuat untuk dirinya sendiri. Hasil buatannya lalu dipajang dalam sebuah pameran bersama komunitasnya. Dari situ orang-orang kemudian berkenalan dengan sepeda penny-farthing bikinan Darojin.

Kata Darojin, di masa awal-awal pembuatan dia masih ragu dengan karyanya. Akhirnya oleh seseorang dia dikenalkan oleh kolektor penny-flarthing dari Belgia yang bernama Tony Perkering.

“Dia adalah mentor saya. Tony banyak mengajarkan saya pakem yang benar dalam membuat penny-farthing,” terang laki-laki kelahiran 23 Juni 1970 tersebut.

Baut-baut roda dikencangkan. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Meskipun sudah mengetahui pakemnya, Darojin tetap saja harus menyesuaikan kultur yang ada di Indonesia. Membuat roda, misalnya. Nggak mungkin Darojin membuat sepeda dengan ukuran kaki orang Eropa kan?

Ban yang seharusnya berukuran 48-56 inci, harus dia ganti dengan 36 inci atau sekitar 91,44 cm. Maklum tinggi rata-rata orang Indonesia nggak setinggi orang Eropa.

“Satu sepeda waktunya bisa sampai 6 bulan. Agak lama memang. Tapi kualitas sebanding. Pelanggan saya yang mengaku sendiri,” bebernya.

Darojin nggak pernah secara terang-terangan "mengiklankan" karyanya. Dia hanya memanfaatkan kekuatan getuk tular. Tapi jangan salah, hanya dengan informasi mulut ke mulut Darojin kerap mendapat pesanan dari sejumlah pejabat tersohor di Indonesia.

Sepeda tinggal finishing. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Sebut saja seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Raja Ubud, dan Wali Kota Bandung saat ini Oded M Danial. Selain itu, banyak juga pesanan dari luar Jawa bahkan sampai luar negeri.

“Harganya sekitar Rp 13-20 juta. Bahkan ada juga yang Rp 35 juta,” ungkap Darojin.

Reputasi mentereng sebagai produsen sepeda penny-farthing, membuat Darojin disandingkan dengan penghasil sepeda dari berbagai negara. Sebut saja, RBR Greg Barton (Amerika Serikat) yang memiliki merek dagang Victory Cycles, Pelle Kippel (Swedia) dengan merek dagang Standard Highwheels, dan masih banyak lagi.

Gimana, keren banget kan Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: