BerandaIndo Hayati
Kamis, 13 Des 2017 22:12

Penyu Sisik, Selangkah Menuju Punah

Penyu sisik di konservasi penyu Pantai Kili-Kili. (mongabay.co.id/Dhenok Hastuti)

Paling banyak berada di perairan Indonesia, penyu sisik kini sangat terancam punah. Faktor manusia menjadi penyebab utama kelangkaannya.

Inibaru.id - Indonesia mempunyai fauna yang luar biasa banyak. Salah satunya adalah penyu. Dari enam jenis spesies penyu, penyu sisik paling banyak ditemukan di perairan Indonesia. Namun, nggak lantas jumlahnya banyak.

Tahukah sobat Millens, saat ini penyu jenis ini sudah semakin langka bahkan terancam punah menurut The IUCN Red List of Threatened Species.

Bernama ilmiah Eretmochelys imbricata, penyu ini menjadi langka karena banyak faktor. Namun mayoritas karena sering ditangkap dan diburu manusia, bahkan semenjak masih berupa telur. Telurnya sering diburu untuk dijadikan bahan makanan. Cangkangnya yang unik dan menarik dengan bentuk seperti sisik berwarna kuning dan hitam juga menjadi salah satu alasan lain perburuan penyu sisik. Biasanya cangkang penyu sisik dijadikan bahan baku dalam industri kerajinan tangan seperti pin, sisir dan bingkai kacamata. Ditambah lagi dengan perusakan terhadap habitat pesisir penyu, maupun yang tertangkap secara tidak sengaja oleh para nelayan, sehingga jumlah mereka telah menurun drastis hingga di ambang kepunahan.

Baca juga:
Mari Menjaga Anoa agar Nggak Punah
Macan Akar a.k.a Kucing Hutan kok Dipiara

Karakteristik Penyu Sisik

Situs Mongabay.co.id (10/11/2014) menuliskan, penyu sisik memiliki karakter yang khas. Bentuk kepala penyu sisik yang memanjang dengan rahang yang cukup besar dan memiliki mulut yang meruncing menyerupai paruh burung elang, menjadikannya dijuluki hawksbill turtle. Memiliki panjang cangkang sekitar 70-90 cm, cangkangnya yang berwarna kuning, hitam dan cokelat bersih berbentuk seperti pola hati.

Penyu sisik juga memiliki bentuk tubuh yang datar. Tubuhnya dapat tumbuh sampai 1 meter dengan berat badan 80 kg. Bahkan penyu sisik terbesar yang pernah ditangkap memiliki berat badan 127 kg. Satwa pengelana laut ini juga dapat bermigrasi dengan jarak yang sangat jauh, yaitu bisa menempuh 3.000 kilometer dalam  58-73 hari.

Penyebaran Penyu Sisik

Di Indonesia penyu sisik paling banyak di temui di Pantai Jamursba Medi  dan Pantai Warmon di Papua Barat, Pantai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur, Kepulauan Seribu, Pulau Karimun di Jawa Tengah, dan Pulau Serangan di Bali.

Mengutip Cnnindonesia.com (24/3/2016), keberadaan Indonesia sebagai habitat bagi penyu karena lokasinya yang berada di kawasan Khatulistiwa. Letak ekuator ini menyebabkan Indonesia memiliki perairan hangat yang dibutuhkan oleh penyu sebagai makhluk reptil berdarah dingin. 

Selain itu, kekayaan flora laut seperti terumbu karang di Indonesia juga menjadi daya tarik bagi penyu. Hal ini dikarenakan terumbu karang adalah tempat favorit ubur-ubur, salah satu makanan penyu. Nggak mengherankan bahwa penyu banyak ditemukan di terumbu karang. Karena itu, di beberapa daerah penyu sisik juga disebut penyu karang.

Selain ubur-ubur, penyu sisik juga memakan udang, cumi cumi, kepiting, anemon, dan spons yang menjadi makanan utamanya. Penyu sisik berperan penting dalam ekosistem laut. Ini karena keberadaannya berdampak cukup signifikan dalam mengendalikan laju pertumbuhan bunga karang yang mengganggu pertumbuhan terumbu karang. Pasalnya, satwa omnivora ini diperkirakan mengonsumsi spons hingga 1000 pon atau sekira 450 kg per tahun.

Upaya Penyelamatan

Di Indonesia, semua jenis penyu dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang berarti perdagangan penyu dalam keadaan hidup, mati maupun bagian tubuhnya dilarang. Menurut UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,  pelaku perdagangan (penjual dan pembeli) satwa dilindungi seperti penyu bisa dikenakan hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp100 juta.

Baca juga: 
Benar Nggak Keong Sawah Bisa Gantikan Daging Sapi?
Kesemek: Jadi “Genit” agar Tak Sepat

Pemanfaatan jenis satwa dilindungi hanya diperbolehkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan penyelamatan jenis satwa yang bersangkutan. Sayangnya, meski sudah berstatus hukum, masih banyak yang sepenuhnya belum sadar dan peduli akan nasib penyu.

Untuk menghindari kepunahan, berbagai upaya telah dilakukan. Salah satunya dengan pendirian stasiun penetasan telur penyu di berbagai pantai di Indonesia, selain tentu saja melakukan sosialisasi larangan berburu penyu.

Nah, jika sobat Millens peduli terhadap keberlangsungan hidup penyu sisik, jadilah sosok yang peduli lingkungan dengan nggak buang sampah sembarangan. Yup, soalnya ujung-ujungnya sampah akan berakhir di laut dan merusak habitat hidup penyu sisik.

Berhati-hatilah juga ketika membeli suvenir saat liburan. Jangan sampai salah beli suvenir yang terbuat dari tempurung penyu. Mari kita jaga sama-sama kelangsungan hidup mereka dimulai dari diri kita sendiri. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024