Inibaru.id - Pernah makan buah kesemek? Kalau belum, pernah dengar namanya? Kalau juga belum, wajarlah karena tak banyak orang membudidayakan buah ini. Barangkali pula hanya sesekali Anda jumpai buah itu dijual di gerai buah atau pedagang pasar.
Di Indonesia pun sentra buah kesemek tidak banyak. Situs pertanianku.com mencatat kesemek dibudidayakan di Jawa Timur (Malang, Magetan), Jawa Tengah (Boyolali, Temanggung dan Magelang), Jawa Barat (Garut, Majalengka), Sumatera Barat (Solok) dan Sumatera Utara (Tanah Karo, Brastagi dan Toba).
Penjual kesemek (saung-ayam-hias-bogor.blogspot.com)
Seperti apa sih buah kesemek itu? Kenapa kesemek seperti memiliki bedak pada kulit buahnya?
Kesemek adalah buah yang dihasilkan tanaman Diospyros kaki. Dalam bahasa Inggris buah itu disebut oriental persimmon atau Japanese persimmon. Di Jawa, buah itu disebut juga kledung atau apel jawa karena bentuknya mirip buah apel. Ketika muda kulitnya berwarna hijau dan akan berubah menjadi oranye hingga kemerahan saat memasuki fase matang.
Ada dua jenis kesemek, yaitu yang langsung bisa dimakan dalam keadaan segar dan yang tidak bisa langsung dimakan karena rasanya sangat sepat. Rasa sepat pada kesemek disebabkan kandungan tanin yang cukup tinggi. Pada umumnya kadar tanin akan terus menurun seiring dengan proses pematangan buah. Sejalan dengan itu rasa sepatnya juga akan berkurang.
Baca juga:
Kesemek: Substropis Oke, Tropis pun Oke
Kesemek: Antara Santapan dan Obat
Untuk menghilangkan rasa sepat itu, di Indonesia, sebelum diperam seringkali kesemek direndam terlebih dahulu dalam larutan kapur. Tujuannya untuk menghilangkan rasa sepat. Perlakuan ini menyebabkan kulit buah kesemek seperti dibubuhi bedak berwarna putih. Nah, terjawab bukan mengapa kesemek seperti buah berbedak?
Di negara lain digunakan beberapa metode untuk menurunkan rasa sepat pada kesemek. Metode itu antara lain dengan menggunakan alkohol, karbondioksida, air panas, teknik pendinginan dan teknik iradiasi.
Dari Mana Kesemek Itu?
Buah kesemek konon berasal dari Tiongkok. Orang-orang Tiongkok telah menanam buah ini sejak ribuan tahun lalu. Selanjutnya buah itu menyebar ke ke Jepang sekitar 1300 tahun yang lalu, yang lantas populer di Negeri Sakura tersebut dan menjadi salah satu buah nasional mereka. Masyarakat Jepang menyebutnya buah kaki, istilah ini kemudian digunakan untuk menyebut nama ilmiah kesemek.
Pada pertengahan tahun 1850, Departemen Pertanian Amerika Serikat mengenalkan kesemek dari Jepang ke Kalifornia. Di AS, buah ini dikenal dengan nama Japanese persimmon. Nama persimmon sebenarnya dipakai untuk menyebut spesies Diospyros virginiana, tanaman khas setempat dari marga Diospyros. Namun saat ini nama persimmon lebih sering digunakan untuk menyebut Diospyros kaki.
Buah kesemek mulai masuk ke Eropa, khususnya Italia, pada pertengahan tahun 1800-an. Di negeri ini kesemek disebut cachi. Selain di Italia buah ini populer juga di Israel dengan nama buah sharon.
Budi Daya di Indonesia
Tidak ada catatan yang meyakinkan kapan persisnya kesemek dibudidayakan di Indonesia. Namun diperkirakan buah ini masuk ke daerah Asia Tenggara pada awal abad ke-20 dan mulai dibudidayakan di Thailand, Indonesia, dan Malaysia.
Pohon kesemek yang ada di Indonesia diperkirakan masih merupakan tanaman yang sama dengan yang ditanam pada tahun 1900-an. Pohon-pohon tersebut telah berumur tua. Itu dijumpai di Garut, Jawa Barat, pohon kesemek rata-rata telah dirawat secara turun-menurun oleh tiga generasi.
Bisnis Kesemek
Seperti ditulis jurnalbumi.com, sebagian besar buah kesemek dihasilkan oleh negara-negara Asia Timur, yakni Tiongkok, Jepang dan Korea. Tiongkok merupakan penghasil kesemek terbesar dunia. Produksinya jauh melebihi negara lain. Bila produksi kesemek dunia tanpa Tiongkok digabungkan jumlahnya hanya sepertiga dari produksi Tiongkok.
Baca juga:
Kecapi: Buah yang (Telah) Langka
Cari dan Santaplah Kecapi, lalu Rasakan Khasiatnya
Seperti sudah disebutkan, di Indonesia buah kesemek kurang begitu populer dan jarang ditemukan di pasaran. Biasanya hanya dijual di pasar-pasar tradisional tertentu. Buah kesemek dihargai sangat murah sekitar Rp. 1.500-2.500 per kilogram untuk pasar lokal. Sedangkan untuk pasar ekspor sekitar Rp. 6.000-7.000.
Pada tahun 1980-an daerah Batu, Malang, secara rutin mengekspor buah kesemek ke Singapura. Kemudian pada tahun 1990-an daerah Toba, Sumatera Utara, tercatat mengekspor 1500-an ton buah setiap tahun ke negara yang sama. Indonesia juga mengimpor buah kesemek dalam jumlah kecil. Pada tahun 2012, 2013 dan 2014 mengimpor buah kesemek sebanyak (berturut-turut) 11, 18, dan 16 ton dari Selandia Baru. (EBC/SA)