BerandaIndo Hayati
Senin, 10 Des 2017 15:03

Jangan Cari Menteng di Kawasan Elite Menteng Jakarta

Menteng alias kepundung. (ranyoga.wordpress.com/satuharapan.com)

Dulu, di tempat yang kini jadi kawasn elite Menteng di Jakarta Pusat banyak ditanam pohon buah menteng. Kini, masihkah orang menanam pohon buah itu?

Inibaru.id – Kalau disebut kata “menteng”, ingatan kamu kemungkinan langsung akan tertuju pada nama kawasan elite di Jakarta Pusat.

Nggak keliru sih karena faktanya Menteng di Ibu kota kita itu merupakan kawasan kaum elite, dan juga legendaris. Maklum, banyak pendiri bangsa tinggal di Menteng. Bahkan Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama juga pernah tinggal di Menteng ketika kecil.

Mungkin generasi zaman now atau generasi milenial banyak yang nggak tahu bahwa menteng itu nama buah. Mirip duku, hanya saja kulitnya lebih mengilap, dan rasanya asam-asam manis.

Bisa dimaklumi sih. Karena dianggap kurang bernilai ekonomi, tumbuhan yang namanya diabadikan jadi kawasan paling dekat dengan pusat pemerintahan itu, kini jadi langka. Padahal, kabarnya nama Menteng disematkan sebab di daerah yang kini jadi kawasan elite itu dulunya banyak pohon buah menteng.

Masih adakah yang menanam? Dari situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) disebutkan tumbuhan ini masih dapat dijumpai di wilayah Bogor.

Di Jawa, buah ini disebut kepundung atau pundung. Nama Sungai Cikapundung yang membelah Kabupaten dan Kota Bandung, diambil dari nama buah kapundung, atau kepundung, yang dulu banyak dijumpai di daerah aliran sungainya.

Baca juga:
Takokak: Kecil dan Pahit, Tapi…
Jangan Tanya Khasiat Takokak

Dalam bahasa Inggris, nama menteng dan kepundung, sama-sama dipakai, atau kadang juga dituliskan kapundung. Menteng juga dikenal dalam nama lokal lain, seperti rusip, kisip (Sumatera), engkuni, enkunik, kayu masam, longkuno, moho liok (Kalimantan), asam tambun, rambi, tamut, tampoi (Malaysia).

Kesemua nama itu disatukan oleh nama ilmiah dalam bahasa Latin yang berlaku secara internasional, yaitu Baccaurea racemosa (Reinw. Ex Bl) Muell. Arg.

Perlu Sobat Millens simak, kepundung atau menteng adalah tumbuhan buah-buahan asli Asia Tenggara, tersebar dari Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan (termasuk Sarawak, Sabah, dan Brunei Darussalam), Sulawesi, sampai Maluku. Tumbuhan ini tumbuh liar sebagai tumbuhan lapis bawah pada hutan tropika basah, tetapi juga dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan.

Menteng atau kepundung adalah tumbuhan pohon yang dapat mencapai tinggi 15-25 m. Tajuknya padat, namun nggak beraturan. Batangnya halus atau bersisik, bersemu oranye, dengan percabangan keras.

Daunnya tunggal, berselang-seling, menggerombol di ujung ranting, berbentuk bulat telur atau lonjong sampai bulat telur sungsang, berukuran (7-18) cm x (3-7) cm, berkelenjar. Panjang tangkai daun 0,5-4,5 cm, berpenumpu segitiga.

Baca juga:
Kesemek: Jadi “Genit” agar Tak Sepat
Kecapi: Buah yang (Telah) Langka

Perbungaannya dioesis, atau berumah dua, pada batang atau cabang tua. Perbungaan jantan bertipe thyrsiform, panjang sumbu 5-12 cm, tersusun atas bunga berkelompok tiga-tiga, berbentuk payung menggarpu, berbulu lebat, berukuran sangat kecil, berdaun kelopak 4-5 helai, benang sari berjumlah 4-8 utas. Perbungaan betina bertipe tandan, panjang tandan 10-20 cm, kuntum bunga sendiri-sendiri atau mengelompok, berukuran agak besar, daun kelopak 5 helai, bakal buah beruang 3-4.

Buahnya bertipe buah kapsul, berdiameter 2-2,4 cm, berwarna hijau kekuning-kuningan atau hijau kemerah-merahan pada saat matang. Biji dalam daging buah berwarna putih, kuning, atau merah. Menteng atau kepundung, mengutip dari tropical.theferns.info, berbuah sepanjang tahun. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: