BerandaIndie Mania
Rabu, 12 Des 2017 05:09

OM Monata, Nggak Ada Hari Tanpa Manggung

Salah satu sajian OM Monata. (kompasiana.com)

Nama OM Monata dalam belantika dangdut koplo nggak lagi diragukan. Setiap malam mereka manggung. Kualitas musik dan personelnya adalah kunci

Inibaru.id – Sebagian dari kamu kenal Nella Kharisma kemungkinan lewat televisi. Maklum beberapa waktu belakangan keduanya sering nongol di layar kaca. Lagu “Jaran Goyang” yang dilantunkan Nella bahkan sempat jadi trending topic alias viral, termasuk si penyanyinya.

Tapi tahukah kamu, sebelumnya Nella juga sudah mengibarkan namanya dari panggung ke panggung dangdut yang dikenal sebagai dangdut koplo? Via Vallen pun kerap ikut manggung bersama mereka.

Kalau bicara dangdut koplo, Jawa Timur itu gudangnya. Nggak terbilang jumlahnya. Bahkan, misalnya di Sidoarjo, ada yang bilang, tiap desa di kabupaten itu punya grup orkes melayu (OM) yang lebih gampang disebut dangdut.

Nah Millens, dari yang berjibun itu OM Monata salah satunya. Blog hurek.blogspot.com bahkan mencatat grup orkes itu yang paling stabil.

Ya, eksis sejak 1990-an, personelnya sudah berusia di atas 30 dan 40 tahun, tapi masih manggung ke mana-mana. Bahkan boleh dibilang, mereka tampil setiap malam. Ribuan penggemar selalu menunggu aksi panggung Mr Sodik dkk itu. Sodik atau Sodik Monata adalah sosok yang menjadi salah satu ikon Monata.

"Alhamdulillah, rezeki selalu ada saja. Sampai sekarang jadwal kami sangat padat," kata Sodik, sang vokalis plus gitaris berambut gimbal ini.

Baca juga:
Jaran Goyang, Santet Asmara Orang Using
Catat Tanggalnya, Bandung Bakal Helat Pertunjukan Seni Selama Sebulan Penuh

OM Monata Sidoarjo berpenggawa 8 (delapan) personel. Mereka adalah Sodik (vokal, gitar), Nono (gitar melodi), Juri (drum/kendang), Muji (bas), Anil dan Robi (keyboards), Slamet (suling), Hanafi (tamborin). Delapan pemusik inilah yang mengawal aransemen dangdut koplo dengan bumbu pop, hard rock, etnik, dan lain-lain. Maklum, latar belakang mereka memang pemusik serbabisa yang biasa main pop atau rock.

"Musik dangdut sekarang ini dituntut sangat atraktif. Beda dengan dangdut-dangdut lawas yang mendayu-dayu," kata Sodik yang lahir di Pandaan, Pasuruan, 7 April 1968.

Kelebihan Monata, Sodik dkk selalu update terhadap tren musik. Lagu-lagu yang baru dirilis, genre apa saja, segera “dimakan” dan diaransemen sesuai aliran Monata. Alhasil, para remaja belasan tahun pun terbuai dengan permainan para pemusik yang usianya sebaya orang tua atau kakek-nenek mereka itu. "kami tidak boleh mandek," kata Sodik yang suaranya serak ala rocker itu.

Perlu kamu ketahui, OM Monata bermarkas di Sidoarjo di bawah pimpinan Gatot Hariyanto. Yang unik, mereka sangat jarang manggung di tempat asal atau kota sebelahnya, Surabaya. Mereka banyak bermain di wilayah Jawa Tengah.

Dari semua personel, sosok Sodik perlu dicatat. Sebagai penyanyi plus pemusik yang merintis karier dari bawah (dia bahkan memulai dari pengecek sound system), Sodik tahu persis nggak mudahnya berada di bisnis hiburan.

Maka, saat sudah terkenal dan menjadi ikon Monata, Sodik berusaha semaksimal mungkin menjaga kualitasnya sebagai pemusik, termasuk perilaku kesehariannya.

Baca juga:
Nasida Ria, Kisah Regenerasi Ciamik Grup Kasidah
Mengenang Husein, Mengarak Tabot

Dengan kualitas seperti itu plus persaingan dunia hiburan yang terbilang “kejam”, sampai kapan OM Monata bakal bertahan?

Dengarkan optimisme Sodik: "Insya Allah, selama mungkin. Selama masyarakat masih mengapresiasi musik kami, masyarakat terhibur, kami akan terus bermusik. Bagi saya, penggemar Monata itu saudara-saudari kami sendiri."

Inspiratif, bukan? Menjaga kualitas, itu ucapan Sodik yangterpenting. Kamu bisa berkiprah di bidang apa saja, tapi kualitas profesimu, hukumnya fardu ain kamu jaga. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024