BerandaIndie Mania
Rabu, 10 Mar 2020 11:55

Menonton Senyawa untuk Kali Pertama: Seperti Wisata Spiritual

Aksi panggung band Senyawa, Rabu (4/3) di kampung halamannya, Yogyakarta. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Senyawa, band eksperimental asal Yogyakarta ini sudah malang melintang di panggung internasional. Pada 4 Maret kemarin, Senyawa menutup tur Senyawa Nusantara Chapter Pertama. Saya sudah lama sih mendengarkan Senyawa, tetapi baru kali ini menonton langsung. Bagaimana rasanya?

Inibaru.id – Saya memacu sepeda motor dengan buru-buru. Karena hujan yang mengguyur sedari Semarang, saya jadi perlu berteduh dan ujung-ujungnya terlambat. Setelah sampai dan memarkir motor dengan tergesa, saya langsung memasuki lokasi konser, Sakatembi, Jalan Parangtritis, Yogyakarta, pada Rabu (4/3).

Saya menukar tiket dengan paket nasi goreng tiwul dan jamu. Setelah makan, saya teguk jamu racikan Senyawa Mandiri beberapa kali dan lampu-lampu langsung mati. Semua orang bergegas melingkari level setinggi 20 cm, tempat Rully Shabara dan Wukir Suryadi, personel Senyawa, tampil. Tanpa peringatan, telinga 100-an orang dihajar bebunyian eksperimental.

Tanggalkan nama segala di dunia. Tanggalkan nama segala di dunia. Tanggalkan nama segala di dunia,” diulang terus oleh Rully. Di sampingnya, Wukir hanya fokus bermain instrumen buatannya. Di sekitar panggung, saya melihat beberapa orang mengangguk-anggukkan kepala, ada yang memejamkan mata, dan ada yang fokus menonton.

Tempo musik meninggi, suara senar gitar digesek besi pipih bersautan dengan bunyi komat-kamit Rully yang terdengar seperti monster yang marah. Suaranya semakin meninggi, semakin meninggi. Bunyi yang mirip UFO ikut masuk, semakin bising. “Tanggalkan segala nama di dunia,” kembali berkumandang, tetapi memelan.

Suara senar digesek melemah, kebisingan UFO memudar. Saya membuka mata beriringan dengan tepuk tangan orang-orang di sekitar yang menikmati lagu “Tanggalkan di Dunia” dari album Sujud (2018).

Wukir Suryadi tengah beraksi memainkan alat musik etnik baru yang diciptakannya. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Kebisingan, gesekan senar gitar dengan besi, teriakan seperti monster atau gedung runtuh terus memekakkan telinga saya. Setiap musik dimainkan, selalu saja ada bagian saya menutup mata, terkesima oleh gerak tubuh dan bunyi yang dihasilkan Senyawa –selain terus mencari posisi untuk memotret akrobat mereka ini. Pengalaman mendengar bebunyian “aneh” ini membuat saya mengalami perasaan baru selama menonton konser, seperti wisata spitirual.

Terhitung 10-an lagu dibawakan selama 90 menit, kebanyakan dari album Sujud (2018) dan Live Reherseal (2020), seperti “Air”, “Sujud”, “Tanggalkan di Dunia”, “Penjuru Menyatu”, dan “Palu”.

Saya pulang memacu sepeda motor dan lagi-lagi diguyur hujan sepanjang jalan. Saya mendadak ingat perkataan Rully sebelum memainkan “Air” tadi, “Bagi kota yang terbakar, Air adalah anugerah.”

Bagaimana, kamu sudah pernah nonton Senyawa belum, Millens? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: