BerandaIndie Mania
Selasa, 11 Mei 2020 09:37

Mendengar Album Penuh Pertama Olly Oxen

Album baru Mahiwal 'o Ndes (2020) dari grup rock asal Semarang, Olly Oxen, dirilis dalam format kaset pita. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Sudah empat tahun berkarya, band rock asal Semarang, Olly Oxen, akhirnya merilis album penuh pertama mereka. Penasaran?<br>

Inibaru.id - “Here comes the wisdom,” membuka lagu “Self-Preaching (When Nobody Else Thinking the Way Up)” milik unit rock asal Semarang, Olly Oxen. Lagu yang ada di EP (Mini Album) Bad Mantra (2017) itu membawa wacana framming media yang bukannya menyebarkan informasi penting, malah menyesatkan dan menyebarkan kebencian. “They spread more mantra in the camera, kurawa agenda/ Looking for direction but so many hate confession,” lanjut mereka.

Buat kamu yang belum tahu, isu dan kritik sosial memang sering muncul dalam lagu-lagu Olly Oxen. Pada album penuh pertamanya, Mahiwal o’ Ndes, yang dirilis pada Maret 2020 ini isu-isu sosial masih muncul, seperti pada nomor “Pemangku” dan “To be Honset I’m a Liar”.

Ngakunya sih mereka nggak pandai bikin lagu cinta dan menganggap kondisi sosial lebih asyik dijadikan bahasan lagu. Meski begitu, sesekali mereka juga mengangkat kehidupan pribadi sebagai tema. "Di album Mahiwal ‘o Ndes juga ada beberapa lagu membahas realita personal kita sendiri,” tulis Olly Oxen dalam pesan singkat, Senin (28/4).

Isu personal memang cukup terasa pada beberapa lagu di album penuh ini, seperti dalam lagu “Nyawa”, “Suar Yang Membeku”, dan “To be Honest, I’m a Liar”. Pada lagu “To be Honest, I’m a Liar”, Olly Oxen menulis “The world is getting colder with the one-lap race we decided/ And still I embrace it with a half-side loss inside,” yang membicarakan penerimaan diri dengan segala kekurangannya.

“Lirik reff ini tampil sebagai sosok yang linglung, ada di antara, kayak orang bangun tidur,” tambah Olly Oxen.

Lagu ini juga yang menjadi favorit saya. Selain lirik yang catchy, gaya hip hop yang dicampur sedikit teriakan-teriakan ala rock cukup menyegarkan. Keren pokoknya. Saya sama sekali nggak keberatan jika harus mendengarnya berulang-ulang.

Hal yang disayangkan dari produksi album adalah <i>booklet</i> yang berisi lirik-lirik album ini dicetak terlalu gelap. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Eits, bukan berarti lagu lainnya nggak oke ya. Menurut saya lagu-lagu di album ini mudah dimengerti karena lebih dari setengahnya menggunakan bahasa Indonesia. Dari total 9 lagu, terdapat 5 lagu yang ditulis dalam bahasa Indonesia, yaitu “Jauhari”, “Nyawa”, “Suar Yang Membeku”, “Mahiwal o’ Ndes”, dan “Pemangku”. Waktu yang kamu butuhkan untuk mendengarkan full album ini sekitar 35 menit, Millens.

Menurut Olly Oxen, mereka memang ingin memiliki lagu berbahasa Indonesia sejak kali pertama terbentuk. Namun, mereka belum menemukan formula yang tepat. Mereka sempat membuat lagu dengan lirik berbahasa Indonesia di EP Bad Mantra (2017), tetapi dirasa masih kurang.

Dalam penggarapan album Mahiwal o’ Ndes, mereka terlebih dahulu menulis empat lagu berbahasa Inggris. Lagu kelima barulah mereka menulis lagu berbahasa Indonesia yang bisa diterima oleh seluruh personel Olly Oxen.

“Dapet formula bahasa Indonesia di lagu kelima, yaitu 'Pemangku'. Itu lagu pertama bahasa Indonesia yang kami setujui. Setelah itu ya sudah dapat formulanya, lanjut saja sekalian sampai akhir,” tulis Olly Oxen.

Kalau kamu suka musik rock, album ini pasti cukup menarik untuk disimak, Millens. Album ini bisa kamu dengarkan di Spotify atau beli kaset pitanya di toko musik kesayanganmu. (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: