BerandaIndie Mania
Rabu, 24 Mar 2020 10:13

From The Muddy Banks of Kali-Grunge, Upaya Memperkuat Jaringan Musikus Semarang

Kaset pita kompilasi musik From the Muddy Banks of Kali-Grunge. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Dengan tujuan merekatkan skena musik Semarang, label rekaman Stoned Zombies merilis kompilasi musik From the Muddy Banks of Kali-Grunge. Tema kompilasi ini adalah grunge, tapi nggak konvensional!

Inibaru.id – Pada 15 Maret 2020 lalu, label rekaman Stoned Zombies melalui akun Instagram-nya merilis kompilasi musik From The Muddy Banks of Kali-Grunge. Kompilasi ini menghadirkan musik-musik dari 23 band asal Semarang dalam bentuk kaset pita. Tema yang diangkat dalam kompilasi ini adalah grunge.

Eits, tapi jangan salah sangka dulu, Millens. Kalau kamu seorang grunge heads, kamu mungkin akan kaget. Grunge di kompilasi ini bukanlah aliran musik Kota Seattle seperti yang dibawakan Nirvana, Pearl Jam, Soundgarden, dan Mudhoney.

Dalam press release-nya, Stoned Zombies menyatakan bahwa grunge nggak perlu didefinisikan dan diseragamkan. Itulah mengapa lagu-lagu di kompilasi ini beragam, bukannya seragam. Semangat yang diusung adalah semangat menyatukan komunitas dan pelaku musik di Semarang.

“Ya tujuannya yang paling penting itu nyambung balung. Merekatkan kembali skena sebagai media kolaboratif. Kita percaya do it together is fun!” ucap Aga, salah satu pengelola Stoned Zombies, melalui pesan singkat, Sabtu (21/3).

Band-band pengisi kompilasi ini dideskripsikan secara singkat melalui <i>booklet </i>yang tersedia di dalam kaset. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Tujuan merekatkan skena itu terlihat dari beragamnya pengisi kompilasi ini. Band-band baru seperti Siti n Urbaya dan Redam berbagi tempat dengan band lama seperti Biorre, Big Bomb Beers, dan Distorsi Akustik. Bahkan beberapa pengisi kompilasi adalah band Semarang yang sudah lama nggak aktif bermusik.

Awalnya kompilasi ini hadir dari obrolan ringan ketika nongkrong. Tercetus pemikiran membuat kompilasi musik secara independen dan bareng-bareng dengan tujuan merekatkan skena.

Kalau menurut saya sih nggak berbeda antara grunge era Seattle dengan yang dibawa kompilasi ini. Grunge pada 1980-an hadir sebagai sebuah respon dari kondisi sosial yang ada. Para musikus Seattle menghadirkan bentuk lain yang memodifikasi musik punk, rock, metal, dan gaya hippies yang disesuaikan dengan kondisi saat itu. Singkatnya, grunge adalah sebuah respon juga penanda zaman dan generasi baru.

Grunge lahir sebagai sebuah penanda generasi. Di mana sebuah pemberontakan yang domestik lahir dari kehidupan yang orginary, sederhana. Rock n roll bukan lagi sesuatu yang glamour,” tambah Aga melalui pesan singkat.

Yuk, dengerin Millens! (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024