BerandaHits
Selasa, 25 Jul 2022 08:05

Tradisi Makan Siang Kyushoku, Ajarkan Siswa Jepang Menghargai Makanan

Tradisi makan siang atau yang disebut kyushoku diterapkan di seluruh sekolah di Jepang. (Akurat/Reuters)

Sekolah di Jepang selalu melakukan tradisi makan siang bersama yang dinamakan kyushoku. Kegiatan ini mempunyai banyak manfaat bagi para siswa.

Inibaru.id - Pelajar di Jepang tampaknya nggak akan pernah merasa kelaparan saat jam makan siang tiba. Pasalnya, di setiap sekolahan di Jepang, dari jenjang sekolah dasar hingga menengah, selalu ada kegiatan makan siang bersama.

Bukan makan siang biasa, kegiatan makan bersama yang dilakukan murid, guru, dan semua warga sekolah itu merupakan program wajib Pemerintah Jepang yang mempunyai segudang dampak baik. Tradisi makan siang itu dinamakan Kyushoku.

Nggak main-main, kyushoku dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh siswa yang piket secara bergiliran. Sekolah biasanya mempunyai dapur sendiri yang mumpuni untuk mengolah makanan. Menu makanan pun nggak pernah monoton dan merupakan rekomendasi dari ahli gizi.

Sekolah mempunyai dapur yang besar dan bersih untuk mengolah menu makan siang. (Akurat/Reuters)

Saat jam makan siang tiba, sekelompok siswa mewakili kelasnya akan mengambil makanan dan menaruhnya di troli. Selanjutnya, makanan-makanan itu bakal diberikan ke teman-temannya. Jadi, nggak bakal ada cerita siswa nggak kebagian jatah makanan ya, Millens.

Keunikan kyushoku nggak berhenti di situ. Sebelum mulai makan, siswa akan mendengar penjelasan tentang asal bahan makanan yang menjadi santapan makan siang. Umumnya, bahan makanan tersebut dibeli dari petani dan peternak lokal.

Apa manfaat dari menjelaskan asal usul bahan makanan kepada para siswa? Salah satunya adalah membangkitkan sikap menghargai makanan dan profesi orang lain. Nggak hanya itu, siswa jadi mengerti kalau membeli bahan makanan dari masyarakat dapat membantu pergerakan roda perekonomian setempat.

Makanan Disukai Anak

Setiap makanan yang disajikan merupakan menu rekomendasi ahli gizi. (Kirakirakaitlyn)

Meski dibikin secara massal, bukan berarti penganan makan siang di Jepang memiliki rasa yang hambar dan asal-asalan, lo. Pembuatannya dilakukan dengan memperhatikan rasa yang enak sehingga anak-anak menyantapnya dengan lahap.

Ada satu hidangan khas dan ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Hidangan favorit itu adalah makanan penutup kyushoku berupa age pan, roti roll goreng yang ditaburi gula, kinako (tepung kedelai), dan bubuk kakao. Wah, melihat bahan-bahannya saja sepertinya menggiurkan ya, Millens?

Sejarah Kyushoku

Kyoshuku mengajarkan sikap menghargai makanan sejak dini. (Theguardian)

Kyushoku bukan program yang baru saja diterapkan oleh Pemerintah Jepang. Kegiatan ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1889 di sekolah swasta, yaitu sekolah dasar Chuai. Sekolah tersebut menyiapkan makan siang gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin.

Kegiatan baik itu lalu menyebar ke berbagai daerah lain di Jepang. Pada 1932, Pemerintah Jepang membantu mendanai sistem kyushoku di sekolah untuk membantu anak dari keluarga miskin.

Setelah Perang Dunia II usai, kyushoku mulai diterapkan di seluruh sekolah di Jepang. Fungsi utama kegiatan makan siang bersama di sekolah kala itu adalah meningkatkan gizi anak-anak pascaperang dunia.

Sekarang, jam makan siang atau kyushoku menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh setiap siswa di sana. Selain membuat perut kenyang, kegiatan kyushoku juga menjadi sarana belajar tentang menghargai makanan.

Hm, menurutmu, apakah mungkin kebiasaan baik ini diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia, Millens? (Jap,Hip/IB20/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: