BerandaHits
Selasa, 28 Jun 2021 19:09

Tongkat Teken Buya Hamka yang Menemani hingga Tutup Usia

Buya Hamka selalu menggunakan tongkat dalam berbagai kesempatan. (Angkasa News Agency Global)

Sebagian orang punya hobi mengumpulkan perangko, ada lagi yang mengoleksi parfum, tapi Buya Hamka, hobi mengumpulkan tongkat. Yap, tongkat yang dipakai untuk berjalan itu. Eits, jangan salah, dulu ada masa di mana lelaki yang berjalan memakai tongkat terlihat keren dan gagah, lo.

Inibaru.id – Tapi tentu bukan bermaksud pengin terlihat ganteng, Hamka yang sudah membawa tongkat pada masa revolusi itu kerap keluar masuk hutan dan mengelilingi hampir seluruh nagari di Sumatera Barat dan Riau. Kala itu, sebagai ketua Front Persatuan Nasional (FPN) dan Badan Pembela Negara dan Kota (BPNK) di Sumatra Barat. “Dalam perjalanan itu tongkat benar-benar sangat membantu,” tulis Rusydi Hamka dalam Pribadi dan Martabat Buya Prof. Dr. Hamka.

Hamka memakai tongkat untuk menopang langkah ketika mendaki, menahan keseimbangan bila turun, juga senjata untuk menghalau binatang berbisa. Barang bawaan, berupa bekal perjalanan atau buah tangan, juga bisa digantungkan pada tongkat. “Tongkat adalah salah satu hobby ayah sejak masih muda,” kata Rusydi.

Ternyata, mengumpulkan tongkat bukanlah hal aneh. Kepada Rusydi, Hamka bercerita, di zaman mudanya banyak orang yang hobi mengumpulkan tongkat. “Jalan pakai tongkat kelihatan ganteng, sampai pernah diadakan pertandingan raja tongkat. Seperti yang kita kenal sekarang dengan pertandingan raja dan ratu kacamata, tapi ayah tidak ikut.”

Dulu, tongkat memang menjadi penunjang penampilan. Beberapa mubalig muda Muhammadiyah dari Minangkabau membawa tongkat ketika menghadiri Kongres Muhammadiyah ke-20 di Yogyakarta pada 1931. Hal yang sama dilakukan Hamka ketika jadi mubalig Muhammadiyah di Makassar pada 1931. Hal itu terungkap dari sebuah foto yang diambil ketika Hamka dalam usia menjelang 30 tahun. Hamka tampak berkacamata dengan jas putih dan bersarung, dan di tangan kirinya tergantung sebuah tongkat.

Hobi Hamka ini diketahui orang-orang. Jadi nggak heran jika orang sering menghadiahinya tongkat ke mana pun dia berkunjung. Koleksi tongkatnya lumayan banyak. Tongkat-tongkatnya, dia berikan lagi kepada orang lain sehingga tersisa sebelas tongkat. Salah satunya, yang terbuat dari gading gajah. Tongkat itu diberikan oleh Rahmi Hatta ketika Hamka ta’ziah di hari ketiga wafatnya Mohammad Hatta.

Sempat Tak Bertongkat

Bung Karno membawa tongkat komando. (Sosok.ID)

Ketika pindah ke Jakarta pada 1950, Hamka nggak lagi memakai tongkat. “Pagi-pagi keluar rumah berebutan naik oplet atau trem, dia tidak membawa tongkat,” kata Rusydi. Begitu pula ketika melawat ke Amerika Serikat untuk memberikan ceramah di beberapa universitas pada 1952.

Hamka kembali memakai tongkat usai terjatuh di tangga Masjid Al-Azhar usai salat magrib pada 1960. Tulang di sekitar ruas tumitnya patah. Sejak itu, kalau berceramah atau berpidato, Hamka selalu minta disediakan kursi. “Tongkat pun tak pernah ketinggalan ke manapun dia pergi,” kata Rusydi.

Suatu waktu Sukarno pernah menyuruh Hamka supaya nggak memakai tongkat. “Kelihatan lebih tua,” katanya. Sukarno juga mempunyai dan membawa tongkat. Tapi yang dibawanya merupakan tongkat komando, Millens.

Di usia senjanya, Hamka selalu memakai tongkat dalam berbagai kegiatan, di dalam maupun di luar negeri. Bahkan ketika dia mengembuskan napas terakhir. “Ketika takdir kematiannya tiba, tongkat yang paling sering dibawanya, yaitu sejenis kayu dari Pakistan, tersandar di bagian kepala pembaringannya di ruangan ICU Rumah Sakit Pertamina,” kata Rusydi.

Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Hm, perjalanan Hamka dengan koleksi tongkatnya menarik ya, Millens? Kalau kamu punya hobi ngumpulin apa nih? (His/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: