Inibaru.id – Namanya mungkin nggak sepopuler atlet-atlet badminton dan angkat besi yang sudah berkali-kali menyumbang medali di level olimpiade. Kemenangannya juga nggak disambut semeriah tim sepak bola U-22 yang menuntaskan dahaga gelar selama 32 tahun. Tapi, tanpa sumbangan medali emas yang dipersembahkan Tharisa Dea Florentina, jumlah medali emas kontingen Indonesia nggak akan genap 87 keping di SEA Games 2023 Kamboja.
Tharisa menyumbang emas dari cabang olah raga (cabor) wushu di nomor Women’s 52 kilogram. Dia menuntaskan perlawanan sengit atlet Vietnam Nguyeng Thi Giang selama tiga ronde pada babak final yang digelar di Phnom Penh, Jumat (12/5/2023). Tapi, perjuangannya meraih medali emas nggak hanya terjadi saat Tharisa bertanding di Kamboja. Berbulan-bulan sebelumnya, dia mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan rasa sakit untuk latihan sebaik mungkin demi meraih hasil maksimal.
Perempuan berusia 22 tahun itu mengaku sudah tertarik dengan dunia olah raga sejak duduk di bangku TK. Tapi ketertarikannya pada wushu baru terjadi pada saat dia belajar di SMP.
“Pas TK sudah ikut karate karena ayah saya pelatih karate. baru kenal wushu pas kelas 1 SMP,” ucapnya sebagaimana dikutip dari Mediaindonesia, Senin (15/5).
Saat pulang ke kampung halamannya di Desa Doplang, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Tharisa pun disambut hangat warga sekitar. Perangkat desa setempat bahkan sampai membuat acara khusus sebagai bukti bahwa warga sangat menghargai perjuangannya sampai meraih medali emas.
“Atlet Vietnam yang saya lawan di babak final memang jadi lawan terberat saya pas SEA Games kemarin. Karena kami sama-sama berjuang keras menjadi juara,” ucapnya saat berada di Bawen sebagaimana dilansir dari Tribunnews, Rabu (17/5).
Dia mengaku nggak mau menyerah karena selalu ingat dengan tekadnya pengin membanggakan orang tua. Apalagi, sebelumnya dia sudah berjuang sekuat tenaga untuk berlatih secara intens sampai jarang pulang.
“Kami memang melakukan pemusatan latihan atau TC di Tiongkok selama dua bulan agar benar-benar fokus. Lebaran saja saya sampai nggak pulang ke rumah. Pas Lebaran juga tetap latihan karena di sana nggak ada perayaan. Tapi karena persiapannya matang, kami bisa mengeluarkan semua kemampuan pas SEA Games,” ceritanya.
Meski sudah berhasil bikin bangga orang tua, Tharisa mengaku masih belum puas. Mahasiswi Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unnes Semarang angkatan 2019 itu mengaku masih punya target di kejuaraan-kejuaraan lain. Yang terdekat adalah Asian Games Hangzhou yang akan digelar pada September 2023 mendatang. Pada kejuaraan dengan level yang lebih tinggi tersebut, dia tetap menargetkan medali emas.
Semoga saja target Tharisa Dea Florentina bisa tercapai ya, Millens. (Arie Widodo/E05)