BerandaHits
Rabu, 2 Mar 2021 19:25

Terbongkar! Begini Cara Orang Mesir Kuno Awetkan Mayat dengan Prosedur Linen Merah

Bagaimana proses mumifikasi? (Google)

Proses mumifikasi bagi orang Mesir masih menjadi misteri. Namun penemuan dua buah teks menjelaskan bagaimana mumi di Mesir Kuno diawetkan dengan prosedur linen merah.

Inibaru.id – Nggak banyak orang yang tahu terkait seni mumifikasi. Ya teknik pembalseman ini hanya diketahui oleh sebagian orang karena disebut sebagai seni suci.

Bahkan para peneliti modern kesulitan untuk mempelajari terkait mumifikasi karena ketiadaan bukti tertulisnya. Namun, ada dua teks terkait mumifikasi berhasil diidentifikasi. Teks tersebut cukup mengejutkan para peneliti. Apa sebabnya?

Ternyata para peneliti menemukan manual singkat tentang pembalseman dalam teks medis yang terbuat dari papirus - disebut Papirus Louvre-Carlberg. Teknik ini berkaitan dengan pengobatan herbal dan pembengkakan kulit.

Teknik Mumifikasi Tertua Ditemukan

Papirus Louvre-Carlberg, catatan mumifikasi berusia 3500 tahun tersebut menjadi manual tertua mengenai mumifikasi yang pernah ditemukan. Sofie Schiødt, ahli Mesir dari Universitas Kopenhagen menyebutkan bahwa manual itu dapat membantu merekonstruksi proses pembalseman yang digunakan untuk mempersiapkan orang Mesir Kuno di kehidupan setelah kematian.

Prosesnya menggunakan kain merah dan zat aromatik. (Shitterstock)

“Banyak uraian tentang teknik pembalseman yang kami temukan dalam papirus dan sangat rinci. Teksnya seperti bantuan, sehingga pembaca yang dituju pasti adalah spesialis yang perlu diingatkan,” ungkap Sofie.

Di dalamnya terdapat resep salep dan penggunaan berbagai jenis perban. Sayangnya, beberapa proses yang lebih sederhana seperti pengeringan tubuh dengan natron telah dihilangkan dari teks.

Menurut Sofie, yang menarik dari proses mumifikasi ini terkait dengan prosedur pembalseman wajah orang yang telah meninggal. Dalam manual tertulis daftar obat yang sebagian besar terdiri dari zat aromatik nabati dan bahan pengikat yang dimasak menjadi cairan.

Pembalseman dengan Lilitan Kain Merah

Pembalseman kemudian dilakukan dengan melapisi kain merah dengan zat aromatik. Kain dengan cairan tersebut kemudian dioleskan ke wajah orang yang meninggal dan kemudian dibalut dengan kain yang sama.

Proses terebut diulang dalam empat hari dan selama itulah jenazah akan ditutup dengan kain. Di atasnya akan dilapisi dengan jerami yang diresapi dengan aromatik untuk menjauhkan serangga dan pemakan bangkai. Nggak heran mumi mesir tetap utuh ya!

Di hari-hari terakhir mereka akan dimasukkan ke dalam peti. (Gettyimages)

Pembalseman ini dilakukan di tempat khusus yang didirikan di dekat kuburan. Proses mumifikasi juga butuh waktu yang panjang lo, yaitu sekitar 70 hari. Proses pengeringan berlangsung selama 35 hari, sementara 35 hari selanjutnya merupakan proses pembungkusan.

Selama proses pengeringan, jenazah akan akan dirawat dengan natron kering yang dimulai pada hari keempat pembalseman setelah pemurnian tubuh, pengangkatan organ, otak, dan mata.

Kemudian pada proses pembungkusan, jenazah dibalut dengan kain merah dan zat aromatic yang sudah disiapkan. Nah, Papirus Louvre-Carlberg memuat proses ini.

Pada hari ke-68, mumi akan ditempatkan di dalam peti mati. Setelah itu, dilakukanlah ritual-ritual yang memungkinkan agar almarhum dapat hidup di akhirat. Wah panjang juga ya prosesnya!

Meskipun prosedur ini belum teridentifikasi sebelumnya, namun ahli Mesir Kuno telah memeriksa beberapa mumi dari periode yang sama dan mencocokkan dengan umur manual. Sehingga menurut Sofie mumifikasi cocok dengan prosedur linen merah yang terdapat dalam manual.

Hm, seram tapi menarik ya, Millens. (Kom/IB27/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: