BerandaHits
Senin, 4 Feb 2024 13:53

Tak Bisa Ditawar, Skrining Kanker Serviks Harus Sedini Mungkin

Kanker serviks harus dicegah dengan skrining. (iStock)

Kebanyakan perempuan di Indonesia baru terdiagnosis kanker serviks ketika sudah stadium lanjut. Kondisi itu menyebabkan penanganan menjadi tak efisien. Karena itu, skrining kanker serviks harus dilakukan sedini mungkin.

Inibaru.id - Kanker serviks bukan penyakit kaleng-kaleng. Sudah banyak nyawa perempuan melayang karena kanker mulut rahim ini. Lantaran belum ada obat untuk menyembuhkannya, tindakan pencegahan adalah hal terbaik.

Nah, pencegahan ini harus dilakukan sedini mungkin. Hal inilah yang disampaikan Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono. Dia mengatakan salah satu cara untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia adalah dengan skrining yang dilakukan sedini mungkin.

“Salah satu penyebab kematian tertinggi untuk kanker wanita di Indonesia adalah kanker serviks. Skrining kanker serviks sebagai salah satu modalitas utama untuk menanggulangi tingginya angka kematian kanker serviks di Indonesia,” ujar Prof. Dante dalam diskusi tentang kanker serviks, Jumat (2/2) di Jakarta

Sebagai informasi, kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi pada perempuan di Indonesia. Yang patut disayangkan, sebanyak 70 persen perempuan terdiagnosis kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut. Akibatnya, pengobatan pada stadium ini menjadi kurang efektif. Penanganan yang terlambat membawa setidaknya 50 persen para perempuan ini pada konsekuensi kematian.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia. Salah satu cara tersebut adalah dengan melakukan vaksinasi HPV kepada anak-anak perempuan usia sekolah dan melakukan skrining deteksi kanker serviks sedini mungkin.

Jangan sampai kanker serviks baru diketahui ketika sudah stadium lanjut. (via Alodokter)

Eits, bukan cuma itu, pemerintah sudah melakukan pilot project vaksinasi HPV gratis di sekolah-sekolah di Jakarta. Ada pula treatment atau perawatan yang dibuat untuk kanker serviks di Indonesia yang dilakukan pemerintah.

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan mengembangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Kanker Serviks untuk Indonesia (2023-2030). Adapun visi masa depan rencana aksi ini, yakni membuat kanker serviks sebagai penyakit masa lalu, serta setiap perempuan pada semua demografi sosial ekonomi dapat hidup sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks.

Prioritas pada rencana aksi nasional adalah skrining kanker serviks, dengan target menskrining 75 persen dari seluruh perempuan berusia 30-69 tahun. Skrining ini menggunakan metode pemeriksaan DNA HPV yang memiliki kualitas yang terjamin.

O ya, salah satu bagian penting pada rencana aksi nasional ini, yakni peralihan metode skrining kanker serviks primer dari metode yang ada saat ini ke skrining DNA HPV. Pada 2020 silam misalnya, skrining kanker serviks melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA) dan pemeriksaan sitologi hanya mencakup 9,3 persen perempuan dalam populasi target, dengan variasi yang signifikan antarprovinsi.

Metode skrining DNA HPV dilakukan dengan pedoman dan protokol klinis yang sesuai, termasuk transportasi untuk pengujian tersentralisasi, serta memperkuat kemampuan laboratorium.

Saat ini, Kemenkes juga mempertimbangkan strategi skrining alternatif seperti skrining di tempat layanan kesehatan dan metode pengambilan sampel mandiri.

Tentunya, dibutuhkan penerapan metode, alat, dan teknologi skrining yang tepat agar tujuan untuk menghilangkan kanker serviks ini berhasil. Untuk mencapai tujuan ini, RAN menyerukan peninjauan kembali bukti-bukti ilmiah internasional dan praktik terbaik.

Semoga semua strategi ini bisa menjauhkan perempuan Indonesia dari keganasan kanker serviks ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: