BerandaHits
Kamis, 25 Okt 2017 13:47

Sindrom Putri Tidur, Gangguan Langka yang Misterius

Sindrom putri tidur merupakan penyakit langka yang kebanyakan diderita anak usia remaja. (Pixabay)

Bagi pengidap insomnia, tidur adalah pekerjaan sulit, sementara bagi penderita KLS, bangun bukanlah perkara mudah

Inibaru.id – Kisah si Putri Tidur, Siti Raisa Miranda, yang terlelap hingga 13 hari lamanya diduga lantaran gadis akrab disapa Echa itu mengidap penyakit saraf langka, yakni Sindrom Putri Tidur atau Kleine-Levin Syndrome (KLS).

Tak banyak orang yang mengalaminya. Diperkirakan hanya ada seribu kasus KLS di dunia ini. Keberadaannya juga sulit didiagnosis. Namun begitu, dalam sejumlah kasus, gangguan tersebut lebih banyak muncul atau menyerang anak usia remaja.

Dilansir dari Beritasatu (10/10/2012), seorang remaja asal Ontario, Kanada, Kaitlyn Terrana, pernah dijuluki sebagai Sleeping Beauty atau Putri Tidur lantaran dalam sehari ia bisa tidur selama 20 jam. Gadis itu juga diduga mengidap KLS.

Baca juga: Si Putri Tidur Terlelap Belasan Hari

KLS adalah penyakit saraf yang membuat penderita tidak mampu mengontrol rasa kantuknya. Mereka bisa tertidur selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bisa berbulan-bulan, tergantung pada berapa lama penyakit itu muncul atau kambuh.

Pada kasus Terrana, ia mampu bangun untuk makan atau ke kamar mandi. Dirinya juga bisa dibangunkan orang, tapi selalu mengeluh capai dan letih. “Ia bertingkah seperti anak kecil karena sebagian ingatannya terhapus pada saat  tertidur," ungkap sang ibu, Kathy Terrana.

Kasus seperti Terrana dan Echa juga pernah dialami seorang remaja Inggris, Stacey Comerford, sebagaimana dilaporkan The Sun. Kasus Comerford bahkan berlangsung selama dua bulan. Ibunda Comerford mengatakan, anaknya bisa bangun untuk ke toilet dan minum, tapi tidak terjaga.

“Jadi, saat benar-benar terbangun, ia tak mengingat lagi apa yang telah terjadi padanya," kata dia.

Menanggapi hal tersebut, para peneliti dari Amerika Serikat percaya bahwa penyebab KLS adalah mutasi gen atau DNA yang dibawa oleh orang tua penderita. Meski demikian, penyebab pasti KLS hingga kini masih belum diketahui.

Baca juga: Cek Fenomena Tiga Puting Beliung Bersamaan Menerjang Kepulauan Seribu

National Institute of Neurological Disorders and Stroke menyebutkan, gangguan tidur tersebut lebih sering terjadi pada anak laki-laki (70 persen) dibanding anak perempuan.

KLS acap disertai disertai dengan gejala nafsu makan yang berlebihan, peningkatan dorongan seksual, halusinasi, dan perasaan bingung. Tak ada obat untuk kondisi tersebut. Dalam beberapa kasus, terapi obat justru akan semakin memperburuk kondisi penderita.

The Kleine Levin Syndrome Foundation melaporkan, kondisi atau gangguan tersebut biasanya muncul selama masa remaja dan dapat hilang serta kambuh lagi dalam satu siklus. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: