BerandaHits
Selasa, 18 Sep 2023 15:27

Sikap Generasi Muda Menentukan Kondisi Bumi di Masa Depan

Anak-anak kecil membentangkan poster yang berisikan kegelisahan mereka terhadap kondisi bumi. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Dampak buruk perubahan iklim sudah terasa di mana-mana. Aksi nyata anak muda menyelamatkan lingkungan sangat menentukan nasib bumi di masa depan.

Inibaru.id - Nyanyian "pukul mundur, pukul mundur, pukul mundur krisis iklim" nyaring terdengar di sepanjang trotoar Jalan Pemuda, Kota Semarang. Pagi itu Jumat (15/9/2023) ratusan orang terdiri dari anak-anak hingga dewasa berduyun-duyun dari Tugu Muda menuju Balai Kota.

Mereka adalah peserta aksi "Semarang Climate Strike 2023". Mengenakan pakaian putih dan ikat kepala berwarna kuning, mereka menyuarakan kegelisahan soal kondisi bumi yang semakin panas.

Sekitar pukul 07.40 WIB, mereka tiba di depan gerbang Balai Kota Semarang. Sebelum menyampaikan aspirasinya, mereka membentuk barisan lalu membentangkan beragam poster tentang kondisi bumi serta spanduk besar bertuliskan "Semarang Tenggelam Kalau Kita Diam".

Kalangan difabel Kota Semarang turut menyuarakan kegelisahan terhadap perubahan iklim. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan. Panggung aspirasi dibuka dengan pembacaan puisi oleh anak-anak, lalu disusul menyanyikan lagu "Heal The Word", peragaan busana, dongeng, orasi, flash mob dan ditutup dengan doa bersama.

Koordinator Komunitas Jaringan Peduli Iklim dan Alam (Jarilima) Ellen Nugroho menuturkan, aksi Semarang Climate Strike itu sebagai seruan agar orang-orang sadar akan ancaman perubahan iklim. Menurutnya, suhu bumi yang semakin panas, kemarau berkepanjangan, cuaca ektsrem, kenaikan permukaan air laut dan lain-lainnya merupakan dampak perubahan iklim yang harus segera ditangani.

"Kita tidak bisa terus kecanduan dengan bahan bakar fosil seperti sekarang ini. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa perubahan iklim 10 tahun ke depan," kata perempuan yang akrab disapa Ellen.

Suara Anak Muda Menentukan

Koordinator lapangan memimpin massa aksi 'Semarang Climate Strike 2023' bergerak menuju Balai Kota Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Aksi semacam ini di Kota Lunpia sudah empat kali dilakukan. Dari aksi-aksi tersebut Ellen berharap anak-anak muda terlibat lebih banyak dalam menyuarakan perubahan iklim. Sebab merekalah yang akan merasakan dampaknya di masa depan.

"Yang akan mewarisi bumi di masa yang akan datang itu anak-anak yang sedang ikut aksi ini," kata Ellen. "Jadi sudah sepantasnya mereka yang menyuarakan dan meminta pertanggungjawaban generasi tua yang telah merusak bumi".

Ellen memperkirakan jika para pemangku jabatan tidak segera menyadari bahaya dari perubahan iklim, maka sepuluh tahun ke depan suhu bumi semakin panas dan bisa mematikan.

Jika hal itu terjadi, Ellen merasa yakin tidak ada orang-orang yang berani keluar rumah. Driver ojek online, pedagang asongan, dan orang-orang yang bekerja di lapangan akan terdampak dengan cuaca yang mematikan tersebut.

Merubah Gaya Hidup

Anak-anak kecil sedang melakukan fashion show saat aksi 'Semarang Climate Strike 2023'. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Salah satu solusi untuk bisa menyelamatkan bumi adalah dengan bersama-sama kita mengubah gaya hidup dari tinggi emisi ke rendah emisi karbon. Bagaimana caranya?

"Satu contoh kecilnya dengan mengganti transportasi pribadi ke publik. Bisa juga dengan menggunakan sepeda atau jalan kaki," terang Ellen.

Namun, ibu tiga anak itu menyadari kalau idenya tersebut tak bisa sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Maka dari itu, dia membutuhkan peran pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang memudahkan orang-orang untuk bertransisi.

"Generasi tua saat ini bisa dibilang sudah menikmati hidup. Sudah merasakan enaknya mengeksploitasi alam. Mereka harus bertanggungjawab terhadap kehidupan anak dan cucu di masa depan," tutup Ellen berapi-api.

Yap, melihat kondisi cuaca yang semakin mengkhawatirkan ini sebaiknya kita semua mulai aware untuk menyelamatkan bumi. Kalau kamu sepakat dengan gagasan Ellen ini, ayo mulai ubah gaya hidup jadi lebih ramah lingkungan! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024