Inibaru.id - Corona nggak menghalangi niat masyarakat Kota Semarang untuk pergi ke pasar tradisional untuk menyambut Lebaran. Yap, situasi ramai ini saya jumpai di Pasar Peterongan pada Jumat (22/5).
Salah satu barang yang diburu masyarakat menjelang Lebaran di pasar ini adalah selongsong ketupat. Hari itu menjadi waktu yang tepat berburu bungkus ketupat karena biasanya para pedagang baru bermunculan pada H-2, Millens.
Rupanya para mereka mengubah kebiasaan. Jika biasanya pembeli akan membeli selongsong ketupat yang sudah berbentuk, ini kali lain. Mereka lebih memilih membeli janur.
Kartono (42) salah satunya. Dengan menaiki sepeda dia datang ke Pasar Peterongan untuk membeli janur. Setelah melakukan tawar-menawar dia langsung mengikat janur yang dibelinya pada sepeda.
“Saya bikin di rumah saja biar lebih aman,” ujar warga Lampersari tersebut.
Menurut Kartono, kebutuhan Lebaran memang nggak bisa dihindarkan. Maka jangan heran jika masyarakat susah diminta untuk nggak ke pasar. Meski demikian, dia memilih cara aman dengan hanya membeli janur.
Harga janur ketupat beragam. Namun harga rata-rata setangkai janur berkisar antara Rp 30 sampai Rp 40 ribu. Dalam satu tangkai, terdapat ratusan helai daun.
Kemudian ada juga yang langsung memesan dalam jumlah banyak kepada pedagang. Jadi para pelanggan jenis ini nggak ingin selongsong ketupatnya tercampur-campur atau dipegang oleh tangan orang lain. Alasan lain, agar nggak kehabisan.
Sania, salah seorang ibu rumah tangga, langsung memesan 30 buah selongsong ketupat. Hal itu dilakukannya agar nggak perlu berlama-lama berada di pasar.
“Biar praktis. Pesan langsung ambil,” jelasnya.
Yang memakai trik booking ini ternyata cukup banyak. Akibatnya, pembeli yang njujug (datang langsung) harus kecewa. Pasalnya, para pedagang sibuk mengerjakan pesanan. FYI, di Pasar Peterongan, satu ikat selongsong ketupat berisi 10 buah dihargai Rp 15 ribu.
Pengakuan menarik dilontarkan pedagang selongsong ketupat Siti Halimah. Sebelum berjualan di Pasar Peterongan dia sebetulnya sudah menjajakan selongsong ketupat lewat Facebook.
“Soalnya saya khawatir kalau nggak boleh jualan. Akirnya saya edarkan lewat Facebook,” ucapnya.
Menurut Siti, daripada berjualan di pasar, dia lebih menikmati berjualan secara online. Selain bisa diproduksi di rumah. Harga janurnya juga nggak terlalu mahal.
Hm, sepertinya ide berjualan selongsong ketupat secara online boleh juga ya, Millens? Eh, kamu nyiapin ketupat buat Lebaran juga nggak? (Audrian F/E05)