BerandaHits
Jumat, 22 Sep 2022 09:00

Siapa Makarim Wibisono yang Ditunjuk Jokowi Jadi Ketua Tim Penyelesaian Kasus HAM Berat?

Makarim Wibisono, Ketua Tim Pelaksana TIM PPHAM. (GNFI/Reuters)

Setidaknya, ada 12 pelanggaran berat HAM yang harus diurus Makarim Wibisono dan rekan-rekannya dari Tim Penyelesaian Non-yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat Masa Lalu atau Tim PPHAM. Mungkinkah mereka bisa melakukannya?

Inibaru.id – Berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 17 Tahun 2022, Presiden Jokowi membentuk Tim Penyelesaian Non-yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat Masa Lalu atau Tim PPHAM. Dia juga menunjuk Makarim Wibisono sebagai Ketua Tim Pelaksananya.

Dilansir dari CNN, Rabu (21/9/2022), anggota dari tim ini adalah Ifdhal Kasim, Suparman Marzuki, Rahayu, Komaruddin Hidayat, Akhmad Muzakki, Zainal Arifin Mochtar, Kiki Syahnakri, As’ad Said Ali, Mustafa Abubakar, Harkristuti Karkrisnowo, dan Apolo Safanpo. Nantinya, tim pelaksana bakal bertugas untuk menganalisis sekaligus mengungkap pelanggaran HAM berat masa lalu dengan menggunakan data yang sudah direkomendasikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada 2020.

Tim ini nggak akan berdiri sendiri, Millens. Pasalnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) bakal memimpin tim pengarah untuk mengawasinya. Tim ini meliputi Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Sosial, dan Kepala Staf Kepresidenan.

Omong-omong, siapa sih Makarim Wibisono yang ditunjuk jadi ketua tim pelaksana TIM PPHAM? Masih dilansir dari CNN, Rabu (21/9), Laki-laki berusia 75 tahun ini punya rekam jejak nggak main-main di bidang HAM, Millens. Latar belakang pendidikannya di bidang Hubungan Internasional dan Politik di sejumlah universitas juga membuatnya dianggap cocok untuk mengemban tugas ini.

Makarim ternyata adalah lulusan jurusan Hubungan Internasional dari salah satu universitas paling bergengsi di Tanah Air, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM). Gelar Master yang dia raih berasal dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat.

Nggak puas, Makarim juga meraih gelar master dan doktor di bidang Politik Ekonomi Internasional di Ohio State University, Amerika Serikat.

Masih banyak kasus pelanggaran HAM berat yang belum diselesaikan di Indonesia. (Kompas/Garry Lotulung)

Soal pengalamannya di bidang HAM, Makarim pernah bertugas sebagai pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina pada 2014 sampai 2016. Dia juga pernah diberi tugas sebagai Duta Besar/Deputi Wakil Tetap Pemerintah RI untuk PBB di New York dari 1994-1997.

Dia juga pernah menjadi Duta Besar Luar Baisa dan Berkuasa Penuh RI/Wakil Tetap Pemerintah RI untuk PBB dan Organisasi Internasional lainnya pada 2004 lalu. Wih, benar-benar besar ya perannya?

Selain aktif di kegiatan luar negeri, Makarim juga pernah menduduki jabatan mentereng di Tanah Air seperti di Departemen Luar Negeri hingga menjadi penasihat Komnas HAM pada 2009.

Setidaknya, ada 12 kasus pelanggaran HAM berat di Tanah Air yang sampai sekarang masih belum diselesaikan dan jadi misteri, yaitu Kasus 1965-1966, Petrus 1982-1985, Talangsari 1989, Trisakti dan Semanggi I & II serta Kerusuhan Mei 1998, Penghilangan Orang Secara Paksa pada 1997-1998, Kasus Wasior Wamena, Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi 1998, Simpang KAA 1999, Kasus Jambo Keupok 2003, Kasus Rumah Geudong 1989-1998, hingga yang terbaru adalah Kasus Painai 2014.

Hm, jadi penasaran, mungkinkan kasus pelanggaran HAM berat ini bisa diselesaikan pemerintah. Kalau menurutmu, gimana, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: