Inibaru.id – Sejak 18 Mei lalu banjir telah menerpa 13 desa dari lima kecamatan di Kabupaten Demak. Kecamatan Bonang menjadi wilayah dengan cakupan banjir terluas, meliputi Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogo, Gebangarum, Sukodono, Tridonorejo, Tlogoboyo, dan Gebang.
Desa lain yang dibanjiri air meliputi Desa Ploso di Kecamatan Karangtengah, Desa Sayung dan Kalisari di Kecamatan Sayung Desa Trimulyo dan Sidoharjo di Kecamatan Guntur , dan Desa Mintreng di Kecamatan Kebonagung.
Seperti diketahui, penyebab utama banjir di Demak adalah karena luapan sungai dan jebolnya tanggul Sungai Tuntang. Selama 2025, kejadian serupa juga sempat menimpa Kecamatan Kebonangung pada awal Januari lalu. Pertengahan Mei ini, tanggul kembali jebol di empat titik di Kecamatan Bonang.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Suprapto, Kecamatan Bonang termasuk wilayah terparah yang terkena banjir, khususnya di Desa Karangrejo dan Kembangan yang ketinggian airnya mencapai satu meter di permukiman dan 80 sentimeter di jalan raya.
Dampaknya, sebanyak 11.582 jiwa atau 2.933 keluarga terdampak banjir. Lebih dari itu, akses transportasi, pendidikan, dan ekonomi juga terputus. Mengutip data BPBD Demak pada 24 Mei 2025, terdapat 730 hektare sawah terendam banjir.
Selain sawah, banjir ini juga mengakibatkan pelbagai fasilitas umum tergenang air, di antaranya 9 kantor, 29 sekolah, 18 tempat ibadah, 1 pasar tradisional, serta 4 fasilitas kesehatan.
Proses Penanganan Banjir
Sepekan pascabanjir menggenangi berbagai wilayah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak mengaku hingga kini masih terus berupaya menanggulangi kerusakan tanggul Tuntang. Bupati Demak mengakui beberapa tanggul sungai besar di wilayah Demak sedang kritis, di antaranya Tuntang dan Wulan.
Eisti'anah mengatakan, penanganan tanggul kritis dan normalisasi sungai sejauh ini mengalami kendala yakni anggaran yang terbatas. Meski demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
“APBD ini suatu kendala, tapi kami selalu berkoordinasi dengan BBWS terkait penanganan tanggul, ini (penambalan tanggul jebol) juga kami koordinasi dengan BBWS,” terangnya belum lama ini. "Penanganan darurat sudah, termasuk pembuatan posko pengungsian dan pemberian bantuan untuk korban banjir."
Dia menjelaskan, secara geografis Kabupaten Demak menjadi wilayah hilir sehingga terancam terkena banjir setiap musim hujan. Selain itu, wilayah ini juga dikelilingi sungai-sungai besar.
“Banjir tidak bisa dielakkan, tapi sebagai manusia kami hanya bisa berikhtiar,” tandasnya.
Untuk warga Demak yang hingga kini masih terendam banjir, stay safe ya! Jika membutuhkan bantuan, segera datangi posko pengungsian terdekat! Bagi yang bisa menawarkan bantuan, jangan sungkan untuk turun tangan ya, Millens! (Sekarwati/E03)
