BerandaHits
Rabu, 16 Jun 2020 11:17

Sekolah di Wilayah Zona Hijau Bisa Kembali Dibuka, Gimana Syaratnya?

Sekolah akan dibuka pada Juli 2020. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Sudah beberapa bulan ini kegiatan belajar-mengajar di sekolah berhenti karena pandemi. Lalu, kapan sih sekolah bisa mulai kembali?

Inibaru.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim telah mengumumkan kapan tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai. Berdasaran penjelasan Nadiem Makarim melalui video telekonferensi yang digelar Senin (15/6/2020) sore, dijelaskan bahwa sekolah bisa dibuka pada bulan Juli 2020.

Eits, tapi tunggu dulu, nggak semua sekolah akan dibuka, ya. Penyelenggaraan pembelajaran khususnya dengan cara tatap muka bakal dilakukan secara bertahap.

Pemerintah hanya memperbolehkan pembukaan sekolah-sekolah yang sudah masuk zona hijau penyebaran Covid-19. Sekolah yang berada di zona hijau tersebut dapat memulai tahun ajaran 2020/2021 pada Juli 2020 mendatang.

"Kita telah mengambil keputusan bahwa zona hijau yang boleh menyelenggarakan pembelajaran tatap muka," jelas Nadiem Makarim pada pengumuman 'Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19)' tersebut.

Menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), saat ini terdapat 102 kabupaten atau kota di Indonesia yang masuk ke zona hijau. Data itu didapatkan berdasarkan peta sebaran zona penularan virus Corona tanggal 7 Juni 2020.

Aktivitas belajar mengajar tak harus dilakukan dengan tatap muka di sekolah. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Nggak berhenti sampai di situ saja, pembelajaran tatap muka hanya khusus bagi sekolah yang berada di wilayah zona hijau pun harus tetap diatur secara ketat.

Pada tahap awal ini, Mendikbud menegaskan jika yang bisa masuk sekolah adalah jenjang SMP ke atas. Untuk jenjang SD ke bawah, meskipun berada dalam zona hijau, para siswa tetap belum bisa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

Nadiem membagi 3 tahap dalam pembukaan sekolah sebagai berikut:

1. Tahap I. Yang bisa mengikuti pembelajaran tatap muka ialah siswa jenjang SMA, SMK, MA, MAK, SMTK, SMAK, Paket C, SMP, MTs, Paket B.

2. Tahap II. Pada tahap kedua ini akan dilaksanakan dua bulan setelah tahap I yakni bagi jenjang SD, MI, Paket A dan SLB.

3. Tahap III. Sedangkan di tahap ketiga dilaksanakan dua bulan setelah tahap II yakni bagi jenjang PAUD formal (TK, RA, TKLB) dan non formal.

"Jadi, siswa PAUD akan bisa masuk sekolah jika sudah lima bulan dari sekarang. Itu juga syaratnya harus berada di zona hijau," ujarnya.

Selain itu, sekolah yang akan dibuka juga harus memenuhi persyaratan. Diantaranya, harus sesuai dengan daftar periksa kesiapan satuan pendidikan sesuai protokol kesehatan dari Kemenkes. Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan juga dipertimbangkan. Mulai dari toilet bersih, sarana cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan pembersih tangan, dan disinfektan.

Sekolah di zona hijau bisa kembali membuka kegiatan belajar mengajar. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Selain memenuhi syarat-syarat tersebut, sekolah yang bisa buka pada Juli 2020 juga harus memenuhi ketentuan lain, yakni kelas nggak boleh diisi penuh oleh seluruh siswa. Sebagai contoh, jika pada kondisi biasa terdapat 28-30 siswa dalam satu kelas, maka pada masa pandemi Covid-19 ini jumlah siswa yang masuk dalam satu kelas hanya boleh 18 siswa saja.

"Jumlah itu bagi siswa jenjang sekolah dasar dan menengah. Sedangkan bagi PAUD dan SLB jumlahnya ialah 5 siswa per kelas. Nantinya, akan dilakukan sistem pergantian kelas," kata Nadiem Makarim.

Pada masa transisi ini (dua bulan pertama), aktivitas sekolah hanya akan dilakukan di kelas saja. Artinya, siswa hanya masuk ke kelas, lalu mengikuti pembelajaran seperti biasa di kelas, setelah itu pulang. Kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan lain di sekolah yang akan mengumpulkan banyak siswa akan ditiadakan. Kantin juga nggak diperbolehkan buka.

Kalau menurut kamu, rencana pembukaan sekolah ini apakah sudah sesuai dengan kondisi pandemi virus corona di Indonesia, Millens? (Kum/MG29/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024