Inibaru.id – Idul Fitri sarat dengan momen maaaf-maafan antarkeluarga, antarsaudara, dan antartetangga. Momen itu biasanya diwujudkan dalam acara halalbihalal. Padahal, istilah tersebut hanya dikenal di Indonesia, lo.
Historia.id, (3/7/2017), menulis pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Wahab Chasbullah dianggap sebagai pencetus halalbihalal. Pada 1948, Wahab mengajukan istilah ini kepada Presiden Soekarno saat melihat elite politik Tanah Air tak kunjung bisa bersatu dan cenderung saling menyalahkan.
Hanya saja, menurut Sunarto Prawirosujanto melalui biografinya berjudul Rintisan Pembangunan Farmasi Indonesia menyebut, istilah halalbihalal sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
“Acaranya terkait dengan agama Islam, tapi baik acara maupun kata-katanya tidak bisa kita temukan di negeri Arab. Dalam KBBI, arti kata halal bi halal sudah dibakukan,” tulis Sunarto dalam bukunya.
Sunarto menyebut, istilah halalbihalal sudah ada sejak tahun 1935-1936. Saat itu, Sunarto yang masih berusia kurang dari 10 tahun sering bermain di Taman Sriwedari, Solo. Di sana, ada pedagang martabak yang berasal dari India. Demi menarik perhatian pelanggan, ia pun berteriak menyebut nama dagangannya.
“Pedagang ini berteriak, Martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal terus-menerus sehingga semua orang hafal dan menirukannya,” lanjut Sunarto.
Mengingat saat itu martabak belum benar-benar dikenal masyarakat Indonesia, pedagang itu akhirnya menyebut kata halal untuk menarik pembeli yang beragama Islam. Sebutan ini kemudian berkembang menjadi halalbihalal bagi masyarakat Solo yang pengin pergi bersilaturahmi atau pergi ke Taman Sriwedari saat Lebaran. Istilah ini lantas masuk dalam kamus Jawa-Belanda yang diciptakan Dr. Th. Pigeaud yang diterbitkan pada 1938.
Dalam kamus tersebut, tertulis kata ‘alal behalal’ yang berarti salam dan memohon maaf kepada orang yang lebih tua atau orang lainnya setelah puasa dan ‘halal behalal’ yang berarti salam untuk saling memaafkan di waktu Lebaran.
Wah, nggak nyangka ya kalau asal mula istilah halalbihalal berasal dari penjual martabak. He-he (IB09/E04)