BerandaHits
Sabtu, 1 Mar 2024 17:00

Sejarah 'Indehoi', Kata Serapan Bahasa Belanda yang Berkonotasi Negatif

Istilah 'indehoi' berasal dari kata Bahasa Belanda. (Historia/Salzburgerland)

Jika ditelusuri, kata 'indehoi' yang populer pada era 1960-an merupakan kata berkonotasi negatif yang merupakan serapan dari bahasa Belanda.

Inibaru.id – Zaman sudah berubah. Kata-kata yang dulu sempat ngetren pada masanya, kini banyak yang sudah nggak dipakai lagi, misalnya istilah gaul “indehoi”. Hingga sedekade lalu, kata yang identik dengan hal negatif itu masih acap dipakai orang, tapi kini hampir nggak ada yang menggunakannya.

Padahal, kata indehoi masih tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lo! Menurut kamus, kata ini berarti "asyik bermesraan". Adapun menurut Tesaurus Bahasa Indonesia karya Eko Endarmoko, ia bisa diartikan sebagai aktivitas bermesraan, berkasih-kasihan, bercintaan, berpacaran, atau bahkan bercumbuan.

Menilik artinya, kata indehoi sejatinya nggak bermakna negatif. Namun, dalam penggunaannya, kata ini lebih akrab dikaitkan dengan aktivitas melanggar norma karena spesifik untuk pasangan nggak sah atau belum menikah.

Lalu, dari mana kata yang sepertinya nggak Indonesia banget itu berasal? Kuat dugaan, indehoi berasal dari serapan kata Bahasa Belanda “in het hooi”. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam buku Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri yang dibuat oleh Anton Moeliono.

Nggak Bermakna Negatif

Warkop Prambors, pihak yang memopulerkan istilah 'indehoi'. (Metrotv)

Dalam bahasa Belanda, in het hooi kurang lebih bisa diartikan sebagai “di rumput kering (jerami)”. Menilik artinya, secara harfiah tentu saja kata ini nggak bermakna negatif, bahkan nggak ada hubungannya dengan perbuatan asusila. Lantas, kenapa maknanya jadi negatif?

Peneliti bahasa asal Universitas Indonesia Achmad Sunjayadi menduga, kemunculan kata itu nggak lepas dari kebiasaan orang-orang Belanda zaman dulu, khususnya yang tinggal di perdesaan, yang sering menjadikan tumpukan jerami untuk pakan ternak sebagai tempat untuk bermesraan.

“Istilah ini hanya dikenal di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), terutama para bumiputera yang kesulitan membedakan het dan de. Dari in het hooi berubah jadi indehoi,” ujar Ahmad, dikutip dari Historia (16/5/2013).

Oya, kata indehoi baru jamak dipakai setelah Indonesia merdeka dan semakin dikenal pada era 1960-an. Kala itu, pemberitaan di surat kabar dan karya sastra mulai memakai istilah tersebut. Puncaknya, kata indehoi menjadi populer setelah Warkop Prambors menggunakannya sedekade kemudian.

Kami berusaha menjadi corong penyebar isu-isu dan gosip-gosip mutakhir yang terjadi di kalangan anak-anak muda. Termasuk juga kata-kata dan celetukan yang temporer, misalnya indehoy asoy,” bunyi tulisan yang menceritakan kisah Warkop Prambors dalam buku Main-Main Jadi Bukan Main (2013).

Kira-kira kata indehoi bisa dipakai lagi pada masa sekarang nggak ya, Millens? (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: