BerandaHits
Kamis, 16 Jun 2021 18:00

Sejak Kapan Jalan Malioboro Jadi yang Paling Populer di Yogyakarta?

Jalan Malioboro, jalan paling populer di Yogyakarta. (Flickr/ Martin Heider)

Jalan Malioboro adalah daerah yang paling populer di Indonesia. Tapi, kamu pernah terpikir nggak sejak kapan jalanan ini mulai populer?

Inibaru.id – Kalau main ke Yogyakarta, pasti nggak lengkap rasanya kalau nggak mampir ke Jalan Malioboro, ya Millens? Realitanya, jalan ini memang paling populer di Yogyakarta. Tapi, kamu pernah terpikir nggak sejak kapan ya jalan ini jadi sangat terkenal?

Jalan Malioboro sangatlah ikonik dan cukup panjang, yakni sekitar 2 km. Tepatnya, jalan ini membentang dari ujung timur Stasiun Tugu Yogyakarta hingga ke titik 0 km atau Kantor Pos Besar. Nah, sepanjang jalan ini adalah pusat kuliner dan belanja bagi para wisatawan dan warga lokal.

Sebenarnya, Jalan Malioboro nggak hanya berupa pusat wisata dan belanja bagi wisatawan. Jalan ini adalah poros imajiner dari Keraton Yogyakarta, Gunung Merapi, serta Pantai Selatan. Konon, ketiganya, ditambah dengan Jalan Malioboro bisa ditarik dengan garis lurus lo kalau dari atas.

Nah, soal penamaan jalan ini juga cukup unik karena ada beberapa versi, Millens. Ada yang menyebut jalan ini dinamai dari seorang jenderal dari Inggris bernama Duke of Malborough. Maklum, Inggris juga pernah menjajah Nusantara pada 1811 hingga 1816. Namun, ada juga versi lain yang menyebut kata Malioboro ini berasal dari Bahasa Sansekerta “Malyabhara” yang artinya adalah untaian bunga.

Satu hal yang pasti, nama Malioboro mulai dikenal banyak orang gara-gara tercantum dalam Perjanjian Gianti pada 1755. Saat itu, disebutkan bahwa Jalan Malioboro adalah jalan utama yang dilewati Gubernur Jenderal Belanda atau para pejabat tinggi kolonial yang berkunjung ke Keraton Yogyakarta.

Benteng Vredeburg, dibangun di masa penjajahan Belanda, lokasinya di ujung selatan Malioboro. (Flickr/shankaronline)

Meski begitu, sebenarnya Hindia Belanda juga sudah memprediksi kalau jalanan ini bakal penting dan terkenal. Bagaimana nggak, pada 1710, di ujung selatan jalan ini mereka membangun Benteng Vredeburg yang masih bisa kamu kunjungi hingga sekarang. Setelah itu, berturut-turut dibangun gedung Dutch Club yang selesai pada 1822, The Dutch Governor’s Residence yang selesai pada 1830, Java Bank, serta di titik 0 km Yogyakarta adalah bangunan Kantor Pos.

Seiring dengan berkembangnya jaringan kereta api di Yogyakarta, di ujung utara Jalan Malioboro juga dibangun Stasiun Tugu. Pembangunan stasiun yang juga jadi ikon Kota Jogja ini selesai pada 1887.

Nah, kalau ditanya sejak kapan Jalan Malioboro jadi pusat perdagangan? Ternyata hal ini dimulai sejak adanya kerja sama antara Pedagang Tionghoa dan pemerintah kolonial. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kampung Ketandan dengan gerbang khas budaya Tionghoa yang berdiri sejak akhir abad ke-19 di salah satu bagian Jalan Malioboro.

Kini, kamu bisa membeli pakaian, suvenir, jajanan, oleh-oleh, dan berbagai pernak-pernik lain khas Jogja di Jalan Malioboro. Di sana juga ada banyak seniman berkumpul dan unjuk kebolehan.

Kapan nih main lagi ke Jalan Malioboro di Yogyakarta, Millens? (Phi/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

'The Substance', Gambaran Mengerikan Tentang Manusia yang Menolak Tua

16 Okt 2024

Kalah dari Tiongkok, Bagaimana Peluang Timnas Lolos Piala Dunia 2026?

16 Okt 2024

Hari Pangan Dunia, Pemkab Karanganyar Galakkan Program Kenyang Nggak Harus Nasi

16 Okt 2024

Penetapan Tersangka Kasus Bullying PPDS Undip Ditunda, Dua Pejabat FK Diperiksa

16 Okt 2024

Sejarah Bikini, Ikon Mode yang Penuh Kontroversi

16 Okt 2024

Arkhan Kaka Masuk 60 Talenta Muda Sepak Bola Terbaik Dunia 2024

16 Okt 2024

Grogol si Koki Nyentrik; Bergaya Rocker, Rambut Dicat Warna Pink

16 Okt 2024

Tingkatkan Reputasi Institusi di Era 'Post-Trust', Humas Pemerintah Harus Lebih Responsif

16 Okt 2024

Benarkah Keling adalah Lokasi Kerajaan Kalingga Zaman Dahulu?

17 Okt 2024

Kronologi Liam Payne Meninggal di Buenos Aires, Argentina

17 Okt 2024

Muhammad Nur Rokib Terpilih Aklamasi Jadi Ketua DPD MAPPI Jateng

17 Okt 2024

Muhammad Herindra, Kepala BIN yang Menggantikan Budi Gunawan

17 Okt 2024

Kini Ditutup, Apakah Gua yang Ditemukan di Proyek JJLS Gunungkidul akan Dibuka Lagi?

17 Okt 2024

Siap-Siap, Alat Berat Bakal Kena Pajak!

17 Okt 2024

Jangan Sampai Anak Menjadi Generasi Sandwich; Peran Orangtua Dibutuhkan

17 Okt 2024

Pabrik Rokok 'Delima' dan Masa Jaya HM Ashadi di Kudus

17 Okt 2024

Ajudan yang Lakukan Tindakan Represif ke Wartawan Akhirnya Minta Maaf

18 Okt 2024

Masih Diteliti di Indonesia, Bakal Ada KB Suntik untuk Laki-laki!

18 Okt 2024

Air Kemasan Galon Berpotensi Tercemar BPA jika Didistribusikan dengan Truk Terbuka

18 Okt 2024

Nggak Melulu Mata Duitan, Istilah 'Mata Hijau' Juga Bermakna Iri atau Cemburu

18 Okt 2024