Inibaru.id - Sejumlah pernyataan yang dianggap kontroversial membuat Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendapatkan sorotan publik hari-hari ini.
Sejak menjadi bagian dari kabinet pemerintahan RI, sosok yang kali pertama menjabat sebagai menkes pada era Presiden Joko Widodo ini memang sudah terkendala dengan bahasanya yang lugas dan gaya komunikasi blak-blakan; khususnya saat menyangkut urusan kesehatan.
Karena pernyataan yang nggak tedeng aling-aling inilah belakangan lelaki kelahiran 6 Mei 1964 ini menuai kritik dari masyarakat. Sebagian besar alasannya adalah karena Menkes Budi dianggap terlalu menyepelekan isu kesehatan atau menyudutkan kelompok tertentu.
Pernyataan-pernyataan kontroversial tentang kesehatan ini semakin banjir kritik lantaran background-nya yang bukanlah berasal dari dunia kesehatan. Yap, sedikit informasi, sejak Reformasi bergulir, Budi menjadi satu-satunya menkes yang nggak memiliki latar belakang di bidang kesehatan.
Latar Belakang Menkes Budi
Perlu kamu tahu, lelaki kelahiran Bandung ini menjabat sebagai menkes setelah bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju pada 23 Desember 2020. Sebelumnya, Budi adalah Direktur Utama PT Inalum. Presiden Jokowi kemudian meminangnya sebagai Wakil Menteri BUMN pada 2019.
Setahun berselang, suami dari Ida Rachmawati ini ditunjuk untuk menggantikan Terawan Agus Putranto sebagai Menkes RI; menjadi menkes tanpa latar belakang kesehatan kedua sejak Indonesia merdeka setelah Mananti Sitompul, serta menjadi yang pertama sejak era Reformasi.
Budi adalah lulusan bidang fisika nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Washington. Selain itu, dia juga menyandang Sertifikasi Chartered Financial Consultant (CHFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) dari Singapore Insurance Institute pada 2004.
Selama bekerja, sebagian besar karier Budi berhubungan dengan dunia perbankan, baik di dalam maupun luar negeri. Menjabat Executive VP Consumer Banking Bank Danamon hingga 2006, Budi menjadi Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri hingga 2013, dan Direktur Utama Bank Mandiri hingga 2016, sebelum menjadi Staf Khusus Menteri BUMN pada 2016–2017.
Kontroversi Menkes Budi
Menkes Budi memasuki "panggung" kabinet dengan sorot mata publik yang dipenuhi kecurigaan, mengingat kala itu pandemi Covid-19 tengah berlangsung dan menkes sebelumnya dianggap gagal mengemban tugasnya.
Dengan gaya bicaranya yang blak-blakan, berkali-kali Budi menjadi gunjingan masyarakat karena pernyataan kontroversial yang dilontarkannya. Hal ini rupanya masih berlanjut saat dia kembali dipercaya sebagai Menkes RI pada era Presiden Prabowo. Berikut adalah sejumlah kontroversi yang dilakukannya:
1. Ukuran celana dan kematian
Dalam event peluncuran tiga layanan kesehatan bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, pada Rabu (14/5/2025), Budi mengatakan bahwa lelaki dengan ukuran celana di atas 32-33 cenderung mengalami obesitas dan berisiko lebih cepat meninggal dunia.
"Ukuran celana jeans 34-33 sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32," ujar Budi yang meski kemudian mengonfirmasi bahwa maksudnya bukan untuk body shaming, membuat masyarakat merasa bahwa pernyataan ini nggak sebaiknya dilakukannya.
2. Urusan Gaji dan kesehatan
Belum reda kritik yang dilontarkan publik kepadanya, Menkes Budi kembali memberi pernyataan yang membuat sebagian orang meradang. Hal ini dilakukannya dalam agenda Double Check yang berlangsung di Jakarta pada Sabtu (17/5) lalu.
Dia mengatakan, orang yang memiliki gaji tinggi pasti lebih sehat dan pintar ketimbang yang pendapatannya lebih rendah. Menurutnya, Indonesia belum bisa dikatakan sebagai negara maju jika gaji rakyatnya masih di bawah Rp15 juta.
"Apa beda orang yang bergaji Rp15 juta sama Rp5 juta? Cuma dua, (yakni) pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia enggak sehat dan enggak pintar, enggak mungkin gajinya Rp15 juta; pasti Rp 5 juta!" kata Budi.
Gara-gara dua pernyataan itu, nama Menkes Budi pun semakin "populer" di media sosial. Bahkan, banyak anekdot dan meme yang muncul setelahnya. Kalau menurutmu, kedua pernyataan itu layak untuk dikritik nggak, Millens? (Siti Khatijah/E07)
