BerandaHits
Rabu, 28 Mar 2023 15:48

Sanitary Landfill untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Sampah pada Lingkungan

TPA Supit menggunakan sistem sanitary landfill. (via Okezone)

Sampah, jika nggak ditangani dengan tepat dapat mencemari lingkungan. Salah satu sistem yang potensial mengurangi dampak pencemaran sampah adalah dengan membangun sistem Sanitary Landfill.

Inibaru.id – Sebagai negara berkembang, Indonesia masih dihadapkan pada satu problem besar yaitu pengelolaan sampah.

Kamu mungkin sudah sering mendengar bahwa pemerintah tengah membangun tempat pengolahan sampah dengan berbagai sistem. Namun, tampaknya masih belum memadai. Lihat saja, sampah di tempat pembuangan akhir masih saja menggunung.

Meski belum bisa maksimal, namun upaya pengelolaan sampah ini perlu didukung masyarakat. Ngomong-ngomong, ada satu lagi sistem pengolahan yang tampaknya cukup efektif untuk mengatasi permasalahan sampah ini yaitu Sanitary Landfill.

Sanitary Landfill adalah suatu metode pengolahan sampah yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan negatif dari pembuangan sampah di tempat pembuangan sampah terbuka. Metode ini melibatkan pembuangan sampah ke dalam lubang-lubang yang telah dirancang secara khusus di dalam lapisan-lapisan yang disebut liner (pelindung), sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan negatif dari sampah yang menumpuk.

Sampah yang dihasilkan kemudian diatur secara teratur dan terkendali dengan sistem pengaturan lapisan tanah penutup, sehingga mencegah sampah terbawa oleh angin atau hujan. Selain itu, sistem ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengumpulan dan pengolahan air lindi (leachate) yang dihasilkan dari sampah yang terurai, sehingga dapat mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga kualitas air tanah.

Sistem Sanitary Landfill dianggap lebih efektif daripada metode pembuangan sampah terbuka karena dapat mengurangi pencemaran lingkungan, mencegah penyebaran penyakit, serta mengoptimalkan pengelolaan sampah untuk menjadi sumber energi terbarukan. Namun, untuk mencapai efektivitas optimal dalam pengolahan sampah, sistem ini juga harus diiringi dengan pengelolaan yang baik dan efisien oleh para pengelola dan masyarakat secara umum.

TPA yang telah mengaplikasikan sistem ini adalah TPA Banjardowo, Jombang, Jawa Timur. Di sana, lahan seluas 11 hektare tengah dibangun untuk mewujudkan sistem Sanitary Landfill. Selain itu, TPA Suit Urang di Malang juga menerapkan sistem ini.

Tantangan untuk menerapkan Sanitary Landfill di Indonesia

Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. (Okezone)

Meskipun sudah ada TPA yang bakal menggunakan Sanitary Landfill, namun secara garis besar, ada tantangan yang harus negara hadapi, di antaranya:

Kurangnya kesadaran masyarakat

Harus diakui masih banyak masyarakat yang nggak memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, sehingga membuang sampah sembarangan masih menjadi masalah di Indonesia.

Biaya yang tinggi

Implementasi sistem Sanitary Landfill membutuhkan investasi yang besar dan biaya operasional yang tinggi. Hal ini menjadi kendala bagi pemerintah atau pengelola sampah untuk menerapkan sistem ini di seluruh wilayah Indonesia.

Pengelolaan yang kurang efektif

Pengelolaan yang kurang efektif dan tidak memadai dapat mengurangi efektivitas dari sistem Sanitary Landfill. Selain itu, kurangnya sumber daya manusia yang terlatih dalam bidang pengelolaan sampah juga menjadi kendala dalam pengelolaan sistem Sanitary Landfill.

Lokasi yang sulit untuk ditemukan

Mencari lokasi yang cocok untuk pembuangan sampah yang memenuhi kriteria Sanitary Landfill sangat sulit di Indonesia karena keterbatasan lahan yang cocok dan juga peraturan tata ruang yang ketat.

Konflik dengan masyarakat setempat

Lokasi yang dipilih untuk pembuangan sampah dapat menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat, terutama jika lokasi tersebut berdekatan dengan permukiman atau lahan pertanian.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya, di antaranya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempat yang tepat, meningkatkan kualitas pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak berwenang, serta mencari solusi untuk mengatasi masalah biaya dan konflik dengan masyarakat setempat.

Semoga sistem ini bisa diterapkan sehingga sampah nggak mencemari air, tanah, dan udara di Indonesia ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024