BerandaHits
Kamis, 14 Okt 2020 10:56

Sama-sama Gemar Segala Sesuatu tentang Jepang, Apa Beda Wibu dan Otaku?

Seseorang yang tergila-gila dengan budaya Jepang sering dikatakan sebagai Wibu atau Otaku. (imedia9)

Kamu pasti pernah mendengar istilah Wibu atau Otaku. Istilah ini lekat pada seseorang yang suka dengan berbagai hal tentang Jepang. Tapi, kamu sudah tahu belum apa sih perbedaan dari kedua istilah ini?<br>

Inibaru.id - Masyarakat Indonesia, khususnya anak muda, tentu nggak asing dengan istilah “wibu’ atau “otaku”. Yap, dua penyebutan itu kerap diidentikan dengan seseorang yang tergila-gila dengan kebudayaan atau produk Jepang. Tapi sudahkah kamu tahu arti dari kedua istilah itu?

Otaku dan wibu sering dianggap sebagai hal yang sama, padahal keduanya memiliki makna berbeda. FYI, nih Millens. Istilah otaku dan wibu itu sangat populer di kalangan penggemar game dan anime. Mereka dianggap sangat menghayati sebuah peran dalam game atau anime. Namun definisi dari istilah otaku dan wibu ternyata sedikit jauh dari pemahaman para pencandu game dan pencinta anime.

Wibu dan otaku punya perbedaan arti. (Hipwee)<br>

Otaku sebenarnya memiliki makna ‘seseorang yang sungguh-sungguh menekuni hobinya’. Jadi, bisa dikatakan para otaku ini adalah orang yang benar-benar menekuni bidang yang menjadi passion-nya. Contohnya, seseorang yang sangat menyukai gambar lalu menekuni hobi menggambarnya sampai menjadi desainer profesional bisa juga disebut sebagai otaku. Hal itu juga berlaku bagi hobi-hobi yang lain.

Lantas, apa yang dimaksud dengan wibu? Ternyata, istilah ini diberikan untuk orang-orang asing dan tinggal di luar Jepang yang sangat menggemari sampai seolah terobsesi dengan segala hal berbau Jepang.

Nggak ada yang tahu dari mana istilah ini muncul. Namun, perkembangannya di internet sangatlah pesat. Para wibu menganggap jika budaya Jepang dan segala bentuk kehidupan di sana adalah bentuk budaya yang paling ideal.

Otaku bisa diartikan sebagai seseorang yang cukup bersungguh-sungguh terhadap passionya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Di level yang akut, wibu bisa jadi lebih parah dari otaku. Pasalnya, nggak hanya menganggap budaya Jepang lebih baik, ada lo yang sampai membenci budayanya sendiri.

Seseorang yang sudah mengidentifikasi atau mengkonfirmasi dirinya sebagai seorang otaku biasanya nggak selalu terbuka kalau dirinya memang menekuni atau menggilai sesuatu. Mereka bahkan bisa sangat disibukkan dengan hobinya sehingga jarang bersosialisasi dengan orang lain.

Beda halnya dengan wibu. Banyak wibu yang justru nggak ragu menunjukkan dirinya banyak tahu soal budaya Jepang. Mereka juga terkadang membentuk komunitas untuk saling berbagi terkait hal ini.

Mau jadi otaku atau wibu itu hak masing-masing orang ya, Millens. Kalau kamu, apakah juga menjadi salah satunya? (Sol/IB28/E07/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024