BerandaHits
Jumat, 14 Okt 2021 12:30

Saat Pandemi Mulai Berakhir, Krisis Energi Dunia Justru Hadir

Dunia mengalami krisis energi. Pemadaman listrik dan masalah pasokan bahan bakar sudah banyak terjadi. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Di sejumlah negara maju seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Inggris, krisis energi dunia sudah sangat terasa. Harga BBM dan tarif listrik sudah sampai naik. Pabrik-pabrik ada yang terancam nggak lagi bisa beroperasi. Apa yang sebenarnya terjadi?

Inibaru.id – Memang, di sejumlah negara, pandemi Covid-19 masih menjadi masalah besar. Hanya, kebanyakan negara sudah berada dalam kondisi yang lebih tenang seperti di Indonesia. Sayangnya, meski pandemi mulai berakhir, kini hadir masalah baru, yakni krisis energi dunia.

Ada banyak hal yang memicu krisis energi yang sudah dialami sejumlah negara layaknya Inggris, Korea Selatan, India, hingga Tiongkok ini. Salah satunya adalah karena kita sedang di masa transisi antara bahan bakar fosil ke sumber energi yang lebih bersih seperti listrik.

Masalahnya, penyedia energi yang lebih bersih belum benar-benar banyak. Di Inggris, misalnya, pembangkit listrik hijau seperti gas masih belum mampu menyediakannya. Dampaknya, pasokan gas berkurang sehingga membuat gas pun naik dengan signifikan.

Kenaikan harga gas alam ini bahkan sudah mencapai 5 kali lipat. Para ahli memperkirakan kenaikan harga ini masih akan terus berlanjut hingga 2022. Hal ini disebabkan oleh 40 persen dari pembangkit energi masih memakai gas. Sayangnya, kapasitas penyimpanannya justru masih minim. Gara-gara hal ini, banyak PLTU di sana akhirnya kembali memakai batu bara sebagai bahan bakarnya. Padahal, kamu tahu sendiri kan batu bara adalah salah satu sumber polusi terbesar di dunia.

Bagaimana dengan krisis energi yang terjadi di Asia? Di Tiongkok, harga batu bara sudah naik hingga 80 persen. Hal ini disebabkan oleh makin menipisnya pasokan batu bara akibat gangguan di pertambangan. Masalahnya, 44 persen pelaku industri di Negeri Tirai Bambu sampai kesulitan melakukan produksi gara-gara nggak mendapatkan pasokan energi seperti listrik yang cukup. Pabrik-pabrik di sana pun diprediksi bakal berhenti beroperasi.

Banyak negara maju yang sudah terdampak krisis energi karena kesulitan untuk beralih ke sumber energi bersih terbarukan. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Sementara itu, di Korea Selatan, negara yang sebagian besar, tepatnya 93,5 persen sumber energinya diimpor, sudah mengalami masalah energi yang cukup parah. Bagaimana nggak, Korea Electric Power Corporation, semacam PLN-nya Korea, bahkan sampai menaikkan tarif listrik dengan signifikan gara-gara naiknya harga gas alam cair (LNG) di sana.

Saat Korea ingin mencoba energi terbarukan yang bersih, realitanya produksinya baru 6,2 persen. Masih jauh dari sumber energi yang memakai bahan bakar fosil seperti minyak bumi (38,7 persen) dan batu bara yang mencapai (27,1 persen). Sumber yang lebih bersih seperti dari nuklir hanya 10,3 persen dan LNG hanya 17,7 persen.

Di Singapura, tarif listrik sudah dinaikkan sebanyak 3,8 persen. Selain itu, bersama dengan Malaysia, harga BBM juga sudah dinaikkan. Bahkan, di Eropa, ada perkiraan bakal ada pemadaman listrik besar-besaran saat musim dingin di pergantian tahun. Padahal, di masa itu masyarakat membutuhkan listrik untuk menyalakan penghangat ruangan di tengah suhu yang menusuk tulang.

Indonesia memang belum begitu merasakan dampak dari hal ini. Namun, bukan berarti nggak mungkin kita bisa merasakannya mengingat kita masih sangat bergantung dengan bahan bakar fosil yang akan segera habis.

Melihat fakta ini, yuk segera mulai beralih ke sumber energi yang lebih bersih seperti air, udara, atau bahkan sinar matahari agar nggak sampai ikut-ikutan mengalami krisis energi dunia, Millens. (Kat/IB09)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: