Inibaru.id - Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) mengalokasikan pembiayaan rumah subsidi di Jawa Tengah sebanyak 11 ribu unit. Rumah subsidi tersebut disediakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang tersebar di 10 kabupaten/ kota.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Sumarno di sela-sela kegiatan memperingati Hari Perumahan Nasional di Mal Ciputra Semarang, Rabu (24/7/2024). Tak lupa, dia juga mengucapkan terima kasih kepada BP Tapera atas pengalokasian itu.
"Terima kasih kepada BP Tapera atas alokasi rumah subsidi di Jateng. (Rumah subsidi) ini tersebar di Kabupaten Semarang, Kendal, Demak, Batang, Kudus, Pati, Jepara, Temanggung, Grobogan, dan Kota Salatiga," terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Sumarno menyampaikan, seiring dengan rumah subsidi dari BP Tapera, Jateng juga telah membuat beragam program untuk menyediakan rumah bagi masyarakat dengan penghasilan rendah dan kurang mampu.
"Jateng punya program 'Tuku Omah Oleh Omah', perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), dan penyediaan rumah bersubsidi," terangnya.
Kebutuhan Dasar Masyarakat
Sumarno menjelaskan, program-program seperti perbaikan atau subsidi rumah penting direalisasikan karena rumah termasuk kebutuhan dasar masyarakat, sementara angka kebutuhan kepemilikan rumah atau backlog di Jateng cukup tinggi, yakni mencapai 324.855 unit.
Lebih jauh, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukinan (Disperakim) Jateng Arief Djatmiko mengatakan, realisasi program Tuku Omah Oleh Omah yang dilaksanakan sejak 2021 hingga pertengahan 2024 mencapai 1.700 unit.
"Karena sifatnya stimulan, kami berharap kabupaten dan kota di Jateng mampu mereplikasi program ini," kata dia.
Sementara itu, untuk program perbaikan RTLH di 35 kabupaten/ kota di Jateng, selama kurun 2024, pihaknya mengaku telah mengerjakan sebanyak 17 ribu unit rumah. Perbaikan tersebut tersebar di berbagai daerah di Jateng.
"Secara rutin, kami terus melakukan perbaikan-perbaikan, bahkan kami kolaborasikan dengan pemerintah pusat, kabupaten/ kota, Baznas, CSR, dan sukarelawan," ungkapnya. "Pengembang kami dorong untuk bekontribusi juga, terutama untuk mereka yang berpenghasilan rendah." (Danny Adriadhi Utama/E03