BerandaHits
Selasa, 14 Agu 2023 18:51

Ratusan Tahun Perjalanan Shin Hua, Barbershop Tertua di Indonesia

Eddy Koestanto, pengurus barbershop tertua di Indonesia, Shin Hua. (Ffd.or.id/Erick Sutanto)

Barbeshop tertua di Indonesia bisa kamu temui di Surabaya. Namanya adalah Shin Hua dan sudah eksis sejak 1911 silam.

Inibaru.id – Mungkin, banyak orang mengira tukang cukur asli Garut (asgar) atau tukang potong Madura sebagai perintis tempat potong rambut di Tanah Air. Tapi, jika membahas tentang barbershop tertua di Indonesia, ternyata nggak terkait dengan keduanya. Soalnya, barbershop yang paling lama eksis di Tanah Air justru ada di Surabaya dan bernama Shin Hua.

Lokasi barbershop yang sudah eksis sejak 1911 ini ada di Jalan Kembang Jepun Nomor 38, atau di kawasan Chinatown Surabaya. Sebelum Indonesia merdeka, barbershop ini sering jadi tujuan warga pribumi, keturunan Tionghoa, hingga orang-orang Eropa yang ada di Nusantara untuk merapikan rambut.

Sebagaimana namanya yang masih berbau Tionghoa, begitu kamu memasuki tempat cukur rambut ini, bakal melihat kesan klasik khas Tionghoa. Apalagi, papan nama dengan aksara Han masih terpampang dengan jelas di atas cermin besar pada bagian dalam bangunan.

Kalau menurut pengurus dari barbershop ini, Eddy Koestanto, Shin Hua memiliki makna ‘baru mekar’. Nama ini dipilih oleh Tan Shin Tjo, pendiri dari tempat cukur rambut tersebut sekaligus ayah dari Eddy.

Setelah memutuskan untuk merantau dari Hokkio, Tiongkok, pada 1911 Tan Shin Tjo memilih Surabaya sebagai tempatnya mengadu nasib. Berbekal kemampuannya memotong rambut, tempat potong rambut yang baru dia buka langsung dengan cepat populer. Penyebabnya, banyak pelanggan yang puas dan mempromosikan tempat cukur ini ke keluarga atau rekan-rekannya.

Shin Hua masih memakai peralatan potong rambut lawas. (Istore.oomph.co.id)

Saking larisnya barbershop ini, pada masa jayanya, Shin Hua bisa melayani sampai 100 orang per hari dari pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Tahu bahwa banyak orang yang mengantre untuk menggunakan jasanya, Tan Shin Tjo sampai mengimpor 20 kursi langsung dari tempat kelahirannya. Kursi dengan tampilan yang unik namun sangat pas untuk melayani pelanggan potong rambut itu masih dipakai sampai sekarang, lo.

Sayangnya, seiring dengan waktu dan semakin banyaknya pesaing di dunia cukur rambut, popularitas Shin Hua juga ikut menurun. Eddy yang merupakan anak tertua dari Tan Shin Tjo mengaku kini hanya memiliki pelanggan setia sekitar 50 orang. Kebanyakan adalah orang tua dan belum tentu bisa naik ke lantai dua.

Meski menyediakan layanan yang lengkap dari cukur rambut dan jenggot, cuci rambut, hingga membersihkan telinga, peralatan potong rambut yang dipakai Eddy masih lama. Hal ini membuat banyak generasi muda yang kurang tertarik menggunakan jasanya.

“Saya tahu kok, anak-anak muda potong rambutnya di salon yang mereka kenal. Ada juga yang penginnya dipotong anak muda saja biar hasil cukurannya nggak ketinggalan zaman,” ungkap Eddy sebagaimana dilansir dari GNFI, (18/7/2023).

Yap, bisa dikatakan, barbershop tertua di Indonesia ini ada di akhir masa kejayaannya. Apalagi, semua keturunan Eddy nggak ada yang mau meneruskan bisnis ini. Kini, dia hanya berusaha untuk tetap mempertahankan keeksisan Shin Hua sebisanya.

Semoga saja ya, Millens, Shin Hua bisa tetap eksis. Soalnya, barbershop ini punya nilai sejarah tinggi. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024