BerandaHits
Sabtu, 10 Nov 2017 21:30

Bhayangkara FC, (Calon) Juara yang Jadi Sasaran Cibiran

Ofisial dan pemain Bhayangkara FC melakukan selebrasi setelah mengalahkan Madura United dengan skor 1-3. (Antara/Saiful Bahri)

Banyak tuduhan terhadap Bhayangkara FC, tapi tak banyak yang mampu membuktikan tuduhan itu.

Inibaru.id – Sebagian besar publik Jerman begitu membenci RB Leipzig tahun lalu. Muncul kali pertama pada 2009 dari kasta kelima Liga Jerman, mereka berhasil menembus kasta tertinggi, Bundesliga, tujuh tahun kemudian. Tiap klub itu bertanding, mereka pun selalu dicibir.

RB Leipzig menjadi public enemy lantaran kehadiran Red Bull yang mengakuisisi klub divisi kelima dari Jerman timur, SSV Markranstadt. Mereka dianggap tak ubahnya seperti alat marketing bagi perusahaan minuman berenergi dari Austria tersebut.

Dalam kasus yang berbeda, Indonesia juga mempunyai satu tim yang saat ini menjadi “musuh bersama” di Liga 1 Indonesia. Yang menarik, klub ini tengah berada di ambang juara setelah mengunci kemenangan tandang 1-3 atas Madura United, Rabu (8/11/2017). Mereka adalah Bhayangkara FC.

Baca juga:
Mengarak Sang Juara: Persipura U-19
Siapa yang Layak Menjadi Pemain Terbaik Liga 1?

Tim berjuluk The Guardian itu dicibir salah satunya terkait sejarah klub yang dianggap karbitan. Dilansir dari Beritagar, Kamis (9/11/2017), cukup dua tahun waktu yang dibutuhkan Bhayangkara FC untuk menjadi (calon) juara di kasta tertinggi sepak bola Tanah Air musim ini.

Ada yang menyoal, bila satu tim baru ingin mengikuti komptisi sepakbola, mereka harus memulainya dari kasta terbawah, tidak seperti Bhayangkara FC.

Sebagaimana kita tahu, klub yang bermarkas di Bekasi ini merupakan metamorfosis dari Persikubar Kutai Barat. Persikubar lalu berganti nama menjadi Persebaya Surabaya pada 2010 dan berlaga di Divisi Utama.

Pada 2013, mereka menjuarai kompetisi kasta kedua tersebut dan promosi ke Indonesia Super League (ISL). Namun, banyak pihak menyoal keberadaan Persebaya, terutama para bonek. Benih kebencian pun mulai muncul.

Pada musim kompetisi ISL 2015,  keberadaan Persebaya dan Arema Chronus, disoal. Mereka dianggap tak memenuhi syarat dari BOPI untuk mengikuti Piala Presiden 2015. Mereka pun berubah menjadi Persebaya Surabaya United, lalu menjadi Bonek FC pada Piala Jenderal Sudirman 2015.

Baca juga:
Menantikan Selebrasi Bhayangkara FC
Lewat Gala Siswa, Anak-Anak Indonesia Bisa Bermimpi untuk Bertanding di Piala Dunia

Nah, pada Piala Bhayangkara 2016, mereka bersatu dengan PS Polri. Kemudian, demi mengikuti Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, klub tersebut menyandang nama Bhayangkara Surabaya United, dan tak lama kemudian berubah lagi menjadi Bhayangkara FC.

Pada 2017, Liga 1 Indonesia kembali bergulir. Bhayangkara FC turut serta dalam kompetisi tersebut. Keberadaan klub yang bermarkas di Stadion Patriot sudah sesuai aturan lantaran termasuk salah satu dari 18 peserta ISC 2016.

Suka atau tidak, Bhayangkara FC tetaplah calon juara Liga 1 yang berlaga dengan semestinya. Mereka berhasil membuktikan diri sebagai yang terkuat di Indonesia. Tuduhan tanpa pembuktian tak ubahnya seperti anak kecil yang mengatakan lawannya curang saat kalah beradu gundu. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024