BerandaHits
Rabu, 29 Mar 2022 11:33

Radio Pertama di Indonesia, Berdiri Belasan Tahun Sebelum RRI

Gedung RRI yang dulunya merupakan markas Solosche Radio Vereeniging. (Kekunaan.blogspot.com)

Radio Republik Indonesia (RRI) bukanlah radio pertama di Indonesia, melainkan Solosche Radio Vereeniging. Seperti apa ya kisah radio unik ini?

Inibaru.id - Hari Radio Nasional dirayakan setiap tanggal 11 September. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari kelahiran Radio Republik Indonesia (RRI). Sementara itu, perayaan Hari Penyiaran pada 1 April disesuaikan dengan tanggal dibentuknya radio Solosche Radio Vereeniging (SRV) di Solo, Jawa Tengah. Uniknya, penetapan ini baru diresmikan Presiden Jokowi pada 2019 lalu, lo, Millens.

Sama-sama radio, kok ada 2 perayaan? Ternyata hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Solosche Radio Vereeniging adalah radio pertama di Indonesia. Radio ini eksis belasan tahun sebelum Radio Republik Indonesia (RRI) terbentuk. Sosok Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara VII adalah orang yang memprakarsai terbentuknya SRV pada 1 April 1933 ini.

Latar Belakang Berdirinya Solosche Radio Vereeniging

Pada masa kepemimpinannya, Mangkunegara VII dikenal sebagai raja yang terbuka pada hal yang baru dan dianggap bisa membawa kemajuan. Selain itu, sejumlah kebijakan juga dibuat oleh Mangkunegara VII demi mempertahankan kesenian leluhur.

Ide untuk membuat saluran radio ini muncul usai Mangkunegara VII mendengarkan siaran langsung pidato Ratu Wilhelmina dari Laboratorium Phillips, Belanda. Dia menganggap radio bisa dijadikan salah satu cara untuk melawan budaya Barat.

Sembari mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi pada masa pemerintahannya dan memastikan kondisi keuangan kerajaan stabil, akhirnya Mangkunegara VII membeli sebuah pemancar bekas dari Djocjasche Radio Vereeniging.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII sosok raja yang memiliki pemikiran modern (Radarsolo.jawapos.com)

Pemancar yang telah dibeli kemudian diserahkan kepada Lingkar Kesenian Jacaansche Kuntkring Mardiraras untuk menyiarkan klenengan setiap 35 hari sekali dan pertunjukan wayang orang dari Balekambangan. Dengan pemancar bekas ini pula, Solosche Radio Vereeniging secara resmi berdiri dengan tujuan mengangkat derajat kebangsaan melalui siaran kesenian Jawa dan Ketimuran.

Mengiringi Tarian Tunggal Gusti Nurul di Belanda

Pada tahun 1937, keluarga Mangkunegara VII memenuhi undangan Ratu Wilhelmina untuk hadir pada upacara perayaan pernikahan Putri Juliana dan Pangeran Bernhard. Dalam perayaan tersebut, Mangkunegara VII mempersembahkan hadiah berupa tarian tunggal yang dibawakan langsung oleh Gusti Nurul (anak tunggal Mangkunegara VII).

Yang menarik dari pertunjukan tersebut ialah nggak ada gamelan yang dibawa ke Belanda untuk mengiringi tarian. Jadi, Gusti Nurul menari sembari diiring klenengan dari Mangkunegaran yang disiarkan melalui Solosche Radio Vereeniging.

Perkembangan Solosche Radio Vereeniging

Dengan diketuai oleh R.M Ir. Sarsito Mangunkusumo, SRV menjadi siaran radio yang lebih terorganisir dan sistematis. Hal pertama yang dilakukan oleh pengurus SRV adalah melakukan pengadaan pemancar baru yang berhasil didapatkan pada Januari 1934.

Gusti Nurul berdiri di depan microphone SRV saat berusia 18 tahun (nationalgeographic)

Setelah itu, program siaran pun jadi lebih rutin dan beragam yakni klenengan, wayang orang, dongeng anak, program untuk kaum ibu, khotbah keagamaan, siaran gamelan sekaten, siaran musik keroncong, hingga siaran wayang kulit.

Berdirinya SRV juga menginspirasi munculnya radio milik pribumi di daerah lain. Tentu saja radio-radio di luar kota Surakarta itu memproduksi siaran secara mandiri sekaligus mempromosikan kesenian dari daerah masing-masing.

SRV kemudian membuka cabang pertamanya di Batavia bernama Vereeniging voor Oosterche Radio Omroep (VORO). Cabang kedua berdiri di Bandung dengan nama Vereeniging Oosterche Radio Luisteraars (VORL). Setelah itu, muncul juga cabang Surabaya dengan nama Vereeniging Oosterche Radio Surabaya (VORS). Cabang-cabang ini masuk dalam satu pengelolaan dan manajemen dengan Solosche Radio Vereeniging.

Nggak nyangka ya, Millens, ada radio yang lebih tua dari RRI. (Cnn, Uns/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: