BerandaHits
Minggu, 26 Nov 2022 12:02

Praktik Pernikahan di Sekolah, Nggak Lebih Penting dari Mitigasi Bencana?

Praktik pernikahan sekolah jadi kontroversi. (Detik/Dok SMAN 3 Sukabumi)

Sejumlah warganet menyayangkan sekolah-sekolah di Indonesia yang lebih mementingkan praktik pernikahan. Padahal, ada pelatihan lain yang jauh lebih dibutuhkan di negeri rawan bencana seperti mitigasi bencana, pertolongan pertama, CPR, dan lain-lain.

Inibaru.id – Belakangan ini, kamu pasti sering melihat video yang menunjukkan siswa-siswa sekolah melakukan praktik pernikahan. Dalam video-video tersebut, praktik pernikahan dilakukan seserius mungkin. Bahkan, kalau kamu nggak cermat, bisa jadi bakal mengira video tersebut diambil dari acara pernikahan sungguhan.

Salah satu video yang viral tersebut diunggah akun TikTok @smallbusinesyaica yang dimiliki oleh Ica Amelia. Menurut cerita gadis berusia 18 tahun tersebut, praktik ini dilakukan sebagai bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMAN 2 Banjarnegara, Jawa Tengah. Praktik tersebut dilakukan pada 31 Oktober 2022 lalu.

“Video tentang praktik nikah itu dilaksanakan di sekolah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI),” ungkapnya sebagaimana dilansir dari Detik, Minggu (13/11/2022).

Ica juga mengungkap bahwa tujuan dari praktik ini dilakukan agar para siswa mengerti urutan pernikahan yang benar sesuai dengan syariat islam.

Nggak Sepenting Latihan Lainnya

Pelatihan mitigasi bencana di sekolah. (BNPB/

Meski tujuan dari praktik pernikahan di sekolah ini baik, nyatanya hal ini menjadi kontroversi. Banyak warganet yang menuding hal ini nggak lebih penting dari latihan-latihan lain seperti mitigasi bencana, pertolongan pertama dengan kompresi jantung (CPR) dan lain-lain. Salah satunya adalah akun Twitter @icecoldnovember.

The fact that we have ujian praktik menikah in certain schools but not something like disaster mitigation or CPR training is so mystifying. (Miris melihat sekolah-sekolah di Indonesia justru menyediakan praktik menikah alih-alih mitigasi bencana atau pelatihan CPR),” tulisnya pada Rabu (23/11/2022).

Cuitan ini muncul hanya beberapa hari setelah Gempa Cianjur yang menewaskan ratusan warga dan menyebabkan kerusakan parah di sejumlah daerah. Protes dari akun ini wajar muncul karena nyatanya Indonesia ada di cincin api dunia. Bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, hingga tsunami pun bisa datang sewaktu-waktu tanpa diprediksi.

Dengan memberikan pelatihan mitigasi bencana sejak usia sekolah, maka semakin banyak orang yang tahu harus berbuat apa andai ada bencana alam seperti gempa atau tsunami datang. Hal ini tentu bisa menekan jumlah korban, bukan?

“Terkadang, gempa juga bisa datang saat jam sekolah. Contoh di Cianjur lalu terjadi pada pukul 13.00 WIB. Mereka rawan terdampak, jadi perlu mengetahui mitigasi bencana,” ucap Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa (22/11/2022).

Pelatihan CPR Juga Penting

Pelatihan pertolongan pertama dan CPR di sekolah. (Quora/PMR SMAN 1 Babakan Malang)

Nggak hanya mitigasi bencana untuk menyelamatkan diri, pelatihan lain yang sebaiknya dilakukan di sekolah adalah pertolongan pertama, termasuk kompresi jantung atau CPR. Soalnya, pengetahuan ini bisa saja menyelamatkan nyawa seseorang.

Di Korea Selatan, pemerintah kembali menggalakkan pelatihan CPR di sekolah-sekolah sebagai respons atas Tragedi Itaewon yang menewaskan ratusan orang pada 29 Oktober 2022. Pelatihan ini dilakukan bagi siswa SD, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi.

“Kami menambahkan edukasi keselamatan seperti bagaimana merespons insiden kerumunan, gigitan hewan, termasuk CPR," ungkap Pemerintah Korea Selatan sebagaimana dilansir dari Korea Herald, (2/11/2022).

Lantas, apakah praktik pernikahan di sekolah nggak penting? Terkait hal ini, sebenarnya nggak bisa dianggap begitu ya, Millens. Kalau menurut Ica, praktik ini penting karena di masa depan, tentu anak-anak sekolah juga akan menjalani pernikahan sehingga pengetahuan akan hal ini juga diperlukan.

“Menurut saya, praktik nikah juga masuk kebebasan berekspresi,” ucapnya.

Meski begitu, ada baiknya sekolah-sekolah juga melakukan praktik-praktik latihan lainnya seperti mitigasi bencana, pertolongan pertama, CPR, kebakaran, bahkan praktik mengurus jenazah. Ingat, kita tinggal di negeri di mana bencana alam mengintai setiap saat. Pengetahuan atas hal-hal tersebut tentu sangat dibutuhkan! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024