BerandaHits
Rabu, 16 Sep 2025 15:15

Poin Penting 'New York Declaration' yang Diadopsi PBB untuk Kedaulatan Palestina

Ilustrasi: Adopsi New York Declaration sebagai solusi konflik di Gaza, mayoritas anggota PBB menyatakan dukungan atas kedaulatan Palestina. (Reuters/Mohamad Torokman via CFR)

Majelis Umum PBB mengadopsi New York Declaration yang mendukung solusi konflik Israel-Palestina dan membuka jalan bagi berdirinya negara yang disebutkan terakhir. Sebanyak 142 negara mendukung, 10 menolak, dan 12 abstain.

Inibaru.id - Mayoritas anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menyatakan dukungan mereka terhadap kedaulatan Palestina. Sebanyak 142 negara memberikan dukungan, sedangkan 10 negara menolak, termasuk AS dan Israel. Sementara, 12 anggota memilih abstain.

Dukungan diberikan negara-negara tersebut setelah Majelis Umum PBB resmi mengadopsi New York Declaration on the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution sebagai resolusi tidak mengikat dalam upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina, Jumat (12/9).

Sedikit informasi, deklarasi yang lebih dikenal sebagai New York Declaration ini berisikan peta jalan penyelesaian konflik Israel–Palestina serta langkah konkret menuju pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Deklarasi yang diprakarsai Prancis dan Arab Saudi tersebut sejauh ini memang telah dianggap sebagai salah satu momentum diplomasi terbesar sejak konflik Gaza meletus pascaserangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menegaskan komitmen internasional atas konflik tersebut, dengan prinsip “nyata, berbatas waktu, dan tidak dapat dibalik”.

Poin-Poin Penting dalam New York Declaration

Beberapa poin penting dalam New York Declaration antara lain:

  1. Mengecam keras serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan menuntut pembebasan seluruh sandera;
  2. Menyerukan gencatan senjata segera di Gaza sebagai syarat awal jalur politik;
  3. Menegaskan perlunya Otoritas Palestina mengambil alih tata kelola sipil di wilayah Palestina, dengan syarat perlucutan senjata kelompok bersenjata, terutama Hamas di Gaza;
  4. Membuka peluang keterlibatan misi internasional sementara untuk menjamin keamanan warga sipil, rekonstruksi, serta pengawasan transisi;
  5. Mengaitkan proses ini dengan normalisasi hubungan Israel–Arab dan jaminan keamanan regional.

Meski deklarasi tersebut memuat poin yang merujuk pada kedaulatan Palestina, PBB menegaskan bahwa adopsi deklarasi ini nggak otomatis berarti pengakuan formal Palestina sebagai negara. Pengakuan kedaulatan tetap menjadi keputusan masing-masing negara anggota.

Mereka yang Menolak dan Abstain

Hasil pemungutan suara Majelis Umum PBB terkait solusi konflik Israel-Palestina di markas besar PBB, New York, pada 12 September 2025. Mayoritas negara menyetujui kedaulatan Palestina. AFP/Angela Weiss via Lemonde)

Dukungan mayoritas menunjukkan konsensus global atas solusi untuk konflik kedua negara. Namun, di antara negara-negara yang menyatakan dukungan, setidaknya ada 10 negara yang resmi mengungkapkan penolakan mereka serta 12 negara yang memilih nggak memberikan pendapat alias abstain.

Ke-10 negara yang menolak antara lain Israel, AS, Argentina, Hungaria, Micronesia, Nauru, Palau, Papua Nugini, Paraguay, dan Tonga. Sementara, negara yang abstain di antaranya Albania, Ceko, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Ekuador, Etiopia, Fiji, Guatemala, Moldova, Makedonia Utara, Samoa, dan Sudan Selatan.

AS dalam penjelasan resminya menyebut deklarasi ini menimbulkan “moral equivalence” antara tindakan Hamas dan Israel.

“Teks ini berisiko merusak upaya diplomatik, termasuk negosiasi pembebasan sandera,” demikian pernyataan AS yang dikutip dari laman resmi PBB.

Pernyataan Resmi Israel

Adapun sebagai pihak yang terlibat langsung dalam konflik yang belakangan telah berubah menjadi genosida tersebut, Israel juga berada di kubu yang sama dengan AS. Setali tiga uang, mereka juga mengecam adopsi New York Declaration dengan menyebutnya nggak realistis.

"Tidak realistis dan berbahaya karena memberi ruang politik bagi Hamas," sebut mereka.

Sebaliknya, banyak negara Arab dan Eropa menyambut baik langkah ini sebagai tonggak diplomasi menuju perdamaian, mengingat dalam beberapa waktu terakhir konflik telah menelan korban dalam jumlah yang begitu besar, khususnya dari pihak Palestina.

Deklarasi ini tentu saja memberi legitimasi internasional kuat pada agenda negara Palestina yang berdaulat. Namun, implementasinya akan menghadapi tantangan besar, mulai dari pelucutan senjata Hamas, pemulihan tata kelola sipil, hingga penyediaan jaminan keamanan bagi Israel dan Palestina.

Langkah selanjutnya bergantung pada kesediaan aktor regional serta dukungan mekanisme internasional. Semoga jalur yang sudah terbuka ini bisa melapangkan jalan untuk kedaulatan Palestina ya! (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: