Inibaru.id – Buat para penggemar jambu air, September adalah waktu terbaik untuk memperoleh buah segar bercita rasa manis itu. Kamu mungkin akan menemukan lebih banyak pilihan karena biasanya petani jambu air memasuki masa panen pada bulan tersebut, khususnya di wilayah Kabupaten Demak.
Salah satu penghasil jambu air terbaik di Demak berlokasi di Desa Weding, Kecamatan Bonang. Di sana terdapat sejumlah pekerbunan jambu air yang dikembangkan petani lokal, termasuk milik Mubarok. Ditanam di lahan seluas 2,5 hektare, saat ini dia telah memiliki ratusan pohon jambu air siap panen.
Saat ditemui di kebunnya beberapa waktu lalu, Mubarok mengatakan bahwa waktu panen biasanya dimulai pada Juni hingga Desember. Panen dilakukan secara bertahap dengan mengambil buah yang benar-benar matang, yang bisa dilihat dari ukurannya yang besar dan warnanya merah mengilap.
“Buah jambu yang dipanen disortir menjadi dua kategori, yaitu grade A dan grade B, yang membedakan dari ukurannya,” tuturnya sembari menunjukkan buah sejumlah jambu air yang baru saja dipetiknya.
Dibantu Belasan Buruh
Untuk memetik buah yang sudah matang dan menyortirnya, Mubarok mengaku membutuhkan bantuan belasan buruh. Setelah dipetik, buah-buah tersebut langsung disortir, lalu ditimbang dan dikemas dalam ukuran yang diinginkan pembeli.
"Setelah dikepak langsung dikirim ke pelanggan kami yang tersebar di berbagai kota," tuturnya. "Ada belasan buruh yang membantu proses panen, mulai dari petik, angkut, sortir, packing, hingga nimbang."
Mubarok menyebut, meski dalam beberapa bulan terakhir cuaca terbilang ekstem dan nggak menentu, hasil panen jambu air tahun ini tetap melimpah. Menurutnya, hal itu nggak lepas dari strateginya dalam mengatur sistem tanam dan panen yang sudah dia pelajari selama bertahun-tahun.
"Kunci dalam penanaman jambu air ada pada pengelolaan tanah dan perawatan tanaman yang dilakukan secara maksimal. Agar tanah penuh nutrisi, harus rutin diberi kompos atau pupuk kandang," ujarnya.
Penyiraman secara Rutin
Selain nutrisi di tanah, penyemprotan obat pada pohon jambu juga wajib dilakukan agar tumbuh dengan baik dan buahnya lebat. Penyemprotan harus rutin dilakukan bersama dengan penyiraman air, khususnya saat memasuki musim kemarau.
“Kami siram dan semprot pakai obat setiap minggu selama musim kemarau. Kalau musim penghujan tidak perlu disiram, cukup disemprot,” jelasnya.
Meski sudah bertahun-tahun menjadi petani jambu, nggak dimungkiri bahwa cuaca yang berubah-ubah secara ekstrem belakangan ini cukup membuat Mubarok kewalahan. Menurutnya, cuaca tetap mempengaruhi kualitas jambu.
"Kondisi ekstem seperti hujan yang turun tiba-tiba bikin jamur bermunculan, yang kalau dibiarkan bisa membuat ukuran jambu kecil-kecil. Mau tidak mau harus disemprot dengan fungisida," kata dia.
Kalau prosesnya lancar, Mubarok mengaku bisa mendapatkan sekitar 30 ton jambu tiap panen. Dalam setahun ada tiga musim panen, jadi secara keseluruhan dia bisa mendapatkan kurang lebih 90 ton jambu air, lalu untuk grade A dikirim ke pasar Jakarta sebanyak dua ton per hari.
“Harga (jambu air) grade A Rp18.000 per kilogram, sedangkan yang B Rp 8.000. Kalau sudah sampai Jakarta saya tidak tahu harganya berapa,” pungkasnya.
Wah, bisnis yang menarik juga ya, Gez? Namun, pasti butuh ketekunan dan strategi yang telah teruji untuk berada di posisi tersebut ya? (Siti Khatijah/E10)
