BerandaHits
Jumat, 23 Jul 2020 11:21

Petani Ini Terpaksa Jual Kambing agar Anaknya Bisa Belajar Secara Daring

Karlik memilih untuk menjual kambing demi membelikan anaknya ponsel untuk belajar daring. (Kompas/Moh Syafii)

Karlik, petani di Jombang, Jawa Timur, terpaksa menjual kambingnya demi mendukung anaknya belajar secara daring di masa pandemi. Masalahnya, di desa tempat tinggalnya nggak ada sinyal. Lalu, bagaimana cara anaknya bisa belajar?<br>

Inibaru.id – Karlik (41), seorang petani dari Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terpaksa melego kambingnya. Ini dilakukannya agar sang anak bisa belajar secara daring selama pandemi Covid-19. Uang hasil penjualan kambing dia belikan ponsel untuk anaknya.

Bersama suami, Karlik berprofesi sebagai petani. Mereka memiliki dua anak, salah seorang di duduk di Kelas 2 SDN Marmoyo. Selama pandemi corona, sekolah diliburkan dan kegiatan belajar dilakukan jarak jauh. Padahal, mereka nggak punya ponsel untuk mendukung kegiatan belajar sang anak.

Sebagaimana orang tua pada umumnya, Karlik sebisa mungkin mendukung sang buah hati. Dia pun memutuskan untuk menjual seekor kambing. Setelahnya, dia membeli ponsel seharga Rp 1,5 juta. Ponsel ini dipakai bergantian oleh kedua anaknya untuk belajar.

“Sejak ada corona, belajar dilakukan secara daring. Akhirnya ya jual kambing demi beli ponsel, ditambah uang tabungan anak,” tutur Karlik, Rabu (22/7/2020).

Masalah nggak berhenti begitu saja. Ponsel memang sudah didapat, tapi Karlik juga harus menyediakan internet. Beruntung, salah seorang tetangganya memiliki wifi dan memperbolehkan anak-anak Karlik belajar di rumahnya. Karlik pun menyisihkan waktu demi menemani kedua anaknya belajar di situ.

Ilustrasi: Belajar daring jarak jauh. (Twitter/RottingOldWreck)

Sebelumnya, Karlik dan suami nggak pernah terpikir untuk membeli ponsel. Gaya hidup sederhana yang selama ini mereka anut membuat mereka merasa nggak membutuhkannya. Lagipula, akses internet di tempat tinggalnya yang sebagian wilayahnya masih hutan juga lumayan sangat terbatas.

“Di desa ini kan nggak ada sinyal, kalau mau belajar online ya harus ke sini. Kalau di rumah (ponselnya) nggak bisa dipakai,” terang Karlik.

Karlik berharap pemerintah setempat segera kembali membuka sekolah agar anak-anaknya nggak perlu lagi belajar daring. Hal yang sama juga diungkap Sekretaris Desa Marmoyo Sumandi. Baginya, metode ini nggak efektif di desanya.

Internet hanya bisa dijangkau di Kantor Desa Marmoyo, SD N Marmoyo, dan 10 rumah penduduk. Selain itu, pengguna ponsel di desa tersebut juga masih sangat minim.

“Kendala utama pembelajaran daring di Desa Marmoyo adalah jaringan. Di sini jaringan internet hanya bisa lewat wifi. Seluler tidak bisa,” terang Sumandi.

Kalau menurut kamu, apakah sistem belajar daring juga harus diterapkan di desa-desa pelosok atau lokasi yang sebenarnya potensi penularan Covid-19-nya rendah, Millens? (Kom/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024