BerandaHits
Rabu, 5 Mei 2020 15:19

Perketat Pengawasan Karantina Rumahan, Brimob Bakal Dilibatkan

Pemkot Semarang akan menyertakan Brimob dalam pengawasan. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi rupanya nggak main-main dalam menegakkan kedisiplinan masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Meskipun grafik kasus menurun, Hendi tetap menyoroti ODP dan OTG yang saat ini melakukan karantina mandiri di rumah. Bahkan dia akan melibatkan Brimob untuk melakukan pengawasan.<br>

Inibaru.id - Perkembangan kasus Covid-19 di Kota Semarang menunjukan tren positif. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di kantor Wali Kota pada Senin (4/5/2020). Sejauh ini tercatat ada 113 pasien yang telah sembuh.

Kemudian bedasarkan laman siagacorona.semarangkota.go.id, ada pasien positif Covid-19 sebanyak 105 orang. Sementara untuk PDP 293 orang dan ODP sebanyak 630 orang.

“Semoga tren bisa bertahan,” tambah Hendi.

Namun, meskipun tren sudah membaik, Hendi nggak ingin lengah. Dia menyadari bahwa tren bisa saja naik kembali. Untuk itu masyarakat diminta tetap memerhatikan protokol kesehatan.

Ke depan, Hendi akan lebih fokus dalam penanganan ODP, PDP, dan OTG. Pasalnya orang-orang dalam kategori tersebut ada yang belum mengindahkan imbauan. Padahal jika disepelekan akan berdampak pada masyarakat yang lain.

“Bahkan kemarin ada dokter yang rapid test-nya positif, masih buka praktik,” bebernya.

Pos PKM akan lebih diperketat. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Selain itu ada gebrakan baru yang akan dilakukan oleh Hendi, yakni dengan melibatkan Brimob untuk mengawasi ODP maupun OTG yang melakukan karantina mandiri. Jika yang diawasi tetap membandel mereka akan dikarantina di Balai Diklat atau tenda karantina di rumah dinas.

Selain itu Brimob juga diminta untuk mengingatkan masyarakat agar menggunakan masker, nggak berkerumun, menjaga kebersihan, dan nggak mudik. Pembuatan dapur umum pun termasuk dalam imbauan.

Sementara untuk pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) sudah memasuki hari kedelapan. Rencananya PKM akan diterapkan sampai 24 Mei mendatang.

Berhubungan dengan membaiknya trend kasus Covid-19, Hendrar Prihadi belum mau mengambil kesimpulan mengenai pengaruh PKM. Dia berpendapat untuk saat ini yang terpenting adalah kedisiplinan masyarakat.

Hayo, bentar lagi ada yang jagain. Jangan bandel lagi ya, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024