BerandaHits
Selasa, 20 Feb 2023 14:12

Pentingnya Intervensi pada Anak Korban Kekerasan Seksual

Ilustrasi: Anak korban kekerasan seksual perlu diintervensi secara berkala agar kondisi mentalnya kembali pulih.(Wall Street International Magazine)

Anak korban kekerasan seksual sulit keluar dari trauma atas tindakan negatif yang diterimanya. Oleh karena itu, perlu tindakan intervensi dari ahli ataupun orang tuanya sendiri.

Inibaru.id - Menjadi korban kekerasan seksual nggak pernah mudah, terutama bagi anak-anak. Mereka mempunyai trauma atas pengalaman negatif yang dialami. Agar kondisi mentalnya kembali pulih, mereka butuh diintervensi secara berkala. Hal tersebut diungkapkan Psikolog klinis Feka Angge Pramita.

"Bagi korban yang dirasakan adalah dampak psikologis jangka panjang sehingga membutuhkan intervensi secara berkala hingga pengalaman yang dirasakan negatif tersebut teratasi traumanya," kata Feka melalui pesan elektronik, Minggu (19/2/2023).

Feka yang menamatkan studi di Universitas Indonesia dan tergabung dalam Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah DKI Jakarta itu mengatakan pengalaman merupakan memori. Begitu juga trauma yang merupakan gabungan dari memori dan emosi.

Menurutnya, pemulihan dari peristiwa kekerasan seksual sebaiknya dilakukan oleh psikolog klinis yang dapat dibantu juga oleh konselor yang terlatih. Selain itu, orang tua juga berperan penting untuk melakukan komunikasi sehingga anak bisa terbuka.

Upaya membangun komunikasi ini antara lain dengan bermain bersama anak, meluangkan waktu pagi rutin bersama, serta ikut bermain dalam permainan yang dimainkan anak.

"Anak tidak hanya membutuhkan kualitas tapi juga kuantitas. Luangkan waktu sebanyak mungkin dengan anak," kata Feka.

Banyaknya Kasus Kekerasan pada Anak

Ilustrasi: Pemerintah Pusat maupun daerah harusnya memastikan para pendidik pelaku kekerasan seksual pada anak didiknya akan dipidana. (Istimewa)

Di Indonesia, kasus kekerasan kepada anak masih tergolong banyak. Tindakan asusila itu kebanyakan terjadi di bawah institusi pendidikan.

Data dari Federasi Serikan Guru Indonesia (FSGI) mencatat sebanyak 50% kasus kekerasan seksual terjadi pada jenjang SD/MI, 10% pada jenjang SMP, dan 40% di Pondok Pesantren.

Dari 10 kasus kekerasan seksual, 60% satuan pendidikan berada di bawah kewenangan Kementerian Agama dan 40% di bawah kewenangan Kemendikbudristek.

Dari keprihatinan tersebut, FSGI memberikan sejumlah rekomendasi demi mencegah terjadinya kekerasan seksual di lingkungan sekolah. Salah satu rekomendasi itu adalah mendorong Pemerintah Pusat maupun daerah untuk memastikan para pendidik pelaku kekerasan seksual pada anak didiknya dipidana. Hal ini bisa mendorong efek jera sekaligus nggak ada anak yang menjadi korban lagi.

FSGI juga mendorong Kemendikbudristek melakukan sosialisasi secara masif dan implementasi kebijakan dari Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan tindak kekerasan di satuan pendidikan.

FSGI meminta Kementerian Agama untuk melakukan sosialisasi dan implementasi kebijakan PMA No. 73 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan penanggulangan Kekerasan seksual di Madrasah dan pondok pesantren atau satuan pendidikan di bawah kewenangan Kemenag.

Semoga rekomendasi FSGI ini nggak dianggap sebagai angin lalu, melainkan menjadi perhatian instansi pemerintah. Kita semua nggak menginginkan masa depan anak-anak jadi kelam dengan adanya kekerasan seksual kan? (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Anak Korban Kekerasan Seksual Butuh Intervensi Berkala untuk Atasi Trauma.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024