BerandaHits
Jumat, 13 Mar 2025 17:10

Pengalaman Amida Berpuasa di Belanda, Jauh dari Kemeriahan Ramadan Indonesia

Amida sudah tiga kali merasakan pengalaman berpuasa Ramadan di Luar Negeri. (Amida Yusriana)

Suasana bulan puasa di Belanda sangat berbeda dengan di Indonesia. Hal inilah yang diceritakan Amida Yusriana, yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan untuk kali kedua di sana.

Inibaru.id – Pada 2009 lalu, Amida Yusriana yang saat itu masih duduk di bangku kuliah merasakan pengalaman pertama berpuasa di luar negeri, tepatnya di Korea Selatan. Di sana, dia melakukan kegiatan voluntary di sebuah sekolah yang lokasinya nggak jauh dari Seoul, selama tiga bulan.

Ramadan saat itu jatuh di akhir musim panas, dengan durasi siang yang sedikit lebih panjang dari Indonesia. Ditambah dengan iklim yang cukup kering dan nggak adanya satu pun orang lain yang ikut berpuasa, Ami, panggilan akrabnya, bercerita kalau pengalaman berpuasa di sana cukup berat.

“Apa yang aku makan pas makan malam, jadi makanan sahur dan berbuka sekaligus. Puasa jadi kerasa berat banget. Apalagi, aku juga harus aktif melakukan berbagai hal seperti biasa,” ucapnya kepada saya kala itu.

Siapa sangka, sekitar 15 tahun kemudian, Amida kembali merasakan pengalaman berpuasa di luar negeri. Tapi, kali ini bukan untuk kegiatan voluntary. Dia kini sudah di tahun kedua menempuh pendidikan S3 di University van Amsterdam, Belanda. Ramadan kali ini adalah yang kali kedua buatnya selama berada di Negeri Kincir Angin.

Beda dengan pengalamannya berpuasa di Korea Selatan dulu yang terasa berat, dia mengaku berpuasa di Belanda cenderung lebih enteng rasanya.

“Sekarang Belanda kan di akhir musim dingin ya jadi suhunya nyaman buat puasa. Durasi puasanya juga nggak selama di Indonesia. Imsak sahur pukul 05.30, jam berbukanya jam 17.30. Jadi sahur rasanya seperti sarapan dan berbuka seperti makan malam,” terangnya melalui pesan suara WhatsApp, Rabu (5/3/2025).

Amida mengaku puasa di Belanda nggak begitu berat, meski terkadang merasa sendirian dan nggak merasakan vibes Ramadan yang meriah seperti di Indonesia. (Amida Yusriana)

Meskipun puasanya nggak terasa berat, Ami mengaku kehilangan vibes Ramadan yang meriah sebagaimana saat dia di Indonesia. Apalagi, meskipun di Amsterdam banyak komunitas muslim dari Timur Tengah maupun dari Indonesia, kebetulan di lingkungannya tinggal dan di kampusnya, hanya dia yang melakukannya.

“Di kampus orang-orang pada tahu aku puasa. Tapi ya karena bukan budaya mereka, jadi tanggapannya biasa aja dan nggak begitu peduli. Teman dari asrama malah ada yang menganggap puasa itu menyiksa badan sehingga merasa aneh melihatku terus melakukannya,” lanjut Ami.

Selain sendirian melakukannya, hal lain yang bikin Amida merasa kangen dengan suasana Ramadan Tanah Air adalah nggak adanya jajanan-jajanan khas Lebaran yang biasanya bisa dengan mudah ditemukan di pinggir jalan jelang waktu berbuka.

“Yang dikangenin dari suasana Ramadan di Indonesia banyak. Di sini kan salat sendiri, makan sendiri, masak sendiri, nggak dimasakin ibu. Nggak ada gorengan atau es buah buat takjil. Jadi berbuka atau sahur seperti makan biasa pada umumnya,” ungkap Ami.

Biar lebih praktis, dia mengaku sering menyantap menu sahur berupa mi rebus, telur, dan nasi yang memang kerap jadi andalan orang Indonesia saat merantau di luar negeri itu.

Sesekali, untuk mengobati rasa kangen, Ami bisa mencari restoran Indonesia yang memang banyak ditemukan di Amsterdam. Tapi, tetap saja, karena berada di negeri orang, suasana Ramadan khas Indonesia yang meriah nggak bakal tergantikan.

Semoga bisa segera menyelesaikan studi dan kembali menikmati suasana Ramadan di Tanah Air, ya, Amida! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: