BerandaHits
Selasa, 27 Mei 2024 09:14

Pencemaran Air di Indonesia Bisa Sebabkan Stunting

Pencemaran Air di Indonesia Bisa Sebabkan Stunting

Sumber pencemaran air terbesar di Indonesia berasal dari rumah tangga. (Getty Images/Istockphoto/Jurgute)

Selain membuat sakit perut, minum air yang tercemar dalam kurun waktu yang lama bisa menyebabkan stunting. Maka dari itu, masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak lain harus bahu-membahu menghentikan pencemaran air di Indonesia.

Inibaru.id - Kita tahu penyebab utama stunting adalah asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak serta kurangnya pengetahuan bagi ibu hamil. Tapi, air minum yang tecemar juga memberikan dampak signifikan terhadap terjadinya stunting, lo.

Hal itu diungkap oleh peneliti dari Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) Dr Umi Fahmida. Selain bisa menyebabkan kanker, air yang tercemar jika dikonsumsi bisa menimbulkan berbagai penyakit akut seperti diare dan penyakit kronis seperti stunting.

Umi yang juga merupakan Country Lead Study Action Against Stunting Hub (AASH) Indonesia menekankan pentingnya memperhatikan kondisi air yang dikonsumsi oleh masyarakat. Hal itu mengingat air merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap aspek kehidupan manusia, termasuk anak-anak.

Studi AASH yang didanai Pemerintah Inggris melalui UK Research Innovation Global Challenges Research Fund (UKRI GCRF) melakukan pendekatan anak secara utuh baik aspek fisik maupun lingkungan pengasuhan termasuk sistem pangan dan kualitas air minum.

“Pada studi AASH kami mengambil sampel pangan dan air minum pada kohor dengan anak usia bawah dua tahun di Lombok Timur dan kami akan melihat kualitas air termasuk cemaran mikrobiologis (bakteri) maupun cemaran kimia serta mikroplastik. Kualitas air ini akan kami analisis lebih lanjut kaitannya dengan stunting bersama dengan faktor determinan lain dalam studi ini,” ujarnya, dikutip dari Antaranews (26/5/2024).

Umi mewakili tim peneliti berharap hasil penelitian AASH dapat menghasilkan informasi yang bisa dimanfaatkan oleh kementerian/lembaga terkait dalam meningkatkan kualitas air dan kesehatan masyarakat, termasuk tentunya dalam pencegahan stunting yang lebih komprehensif di Indonesia.

Pencemaran Air di Indonesia

Stunting juga bisa disebabkan oleh asupan air yang tercemar. (Shutterstock)

Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) CH Nety Widayati mengatakan bahwa sumber pencemaran air terbesar di Indonesia berasal dari rumah tangga.

“Masih banyak air limbah domestik yang tidak diolah, di pinggir-pinggir sungai masih banyak black water (air buangan kloset) dibuang ke sungai, bahkan masih banyak jamban apung,” ujar Nety.

Untuk perbaikan kualitas air, tentunya perlu kolaborasi dengan semua pihak, termasuk masyarakat. Salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah dengan nggak membuang sampah di sembarang tempat dan ke sungai, Millens.

Perwakilan Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Asep Supriatna menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam pengelolaan air bersih dan limbah yang berkelanjutan.

“Pemerintah melakukan upaya dalam pengelolaan sumber daya air bersih untuk memastikan ketersediaan air yang cukup bagi masyarakat. Namun, tentu saja yang tidak kalah penting adalah peran dari kepala daerah. Kepemimpinan kepala daerah terkait dengan perizinan pembuangan limbah, yang mana pemda menjadi ujung tombak, mulai dari perencanaan dan pengawasannya,” kata Asep.

Yap, air bersih memang harus kita usahakan dan bukan tanggung jawab satu pihak saja. Dengan turut menjaga kebersihan air, kita telah menyelamatkan generasi penerus bangsa dari risiko stunting. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025