Inibaru.id - Bernama Kantin Kebajikan, gerakan ini sudah dimulai sejak 3 tahun lalu. Gerakan ini menyasar kaum duafa da warga yang kurang mampu. “Pokoknya siapa saja, agama apa saja boleh (menikmati hidangan),” kata Aristin sambil menyiapkan makanan.
Di hari-hari biasa, Kantin kebajikan melayani di jam makan siang, namun berhubung bulan Ramadan, waktu pembagiannya mendekati jam buka puasa. Agung Kurniawan, inisiator Kantin Kebajikan menuturkan bahwa gerakannya sudah ada di enam titik yang tersebar di Kota Semarang. “Ada di Gedung Rasa Dharma, Klenteng Ling Hok Bio, Gedung perkumpulan Hokkian, Jalan Pandanaran, Taman Indonesia kaya, dan Kantor Matakin,” tutur Agung.
Keenamnya melayani di hari-hari yang berbeda. Menu yang disajikan pun cukup menggugah selera. Biasanya ada nasi lodeh, sop, atau koyor. Nasi kuning berbayar 2 ribu khusus di Jalan Pandanaran dan Taman Indonesia Kaya. Tetapi di bulan Ramadan, Kantin Kebajikan hanya melayani buka puasa di basecamp mereka yaitu di Gedung Rasa Dharma, Jalan Gang Pinggir, Pecinan, Semarang setiap Rabu saja.
Warga sekitar sedang menunggu waktu berbuka puasa. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)
Dalam buka bersama yang rutin dilaksanakan setiap minggu tersebut, Agung dan teman-temannya dibantu oleh beberapa Pelayan Kebajikan yang nggak lagi muda. “Ya karena kita konsisten, maka yang tua mau membantu,” tambahnya. Kegiatan ini mereka lakukan secara sukarela, bahkan yang memasak dan menyajikan makanan nggak pernah dapat upah lo, Millens!
Nggak hanya menyajikan buka puasa gratis dan nasi kuning murah meriah, Kantin Kebajikan juga rutin menyuplai kebutuhan makan di daerah penggusuran Tambakrejo. Sedikitnya 100 makanan mereka kirim tiap harinya.
Gerakan ini sekaligus jadi simbol pluralisme yang nyata. Orang tua dan pemuda bekerja sama untuk melayani masyarakat yang kurang mampu tanpa memandang agama ataupun etnis. Buatmu yang ingin mencicipi masakaan Kantin Kebajikan, kamu bisa datang ke tempat diatas sambil memberikan donasi ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)