BerandaHits
Selasa, 13 Okt 2025 18:05

Ojo Dumeh, Rem Batin agar Kuasa Tak Berubah Jadi Kezaliman

Banyak orang sombong karena merasa memiliki kelebihan. (iStockphoto)

Ojo dumeh, nasihat klasik Jawa yang sederhana tapi dalam maknanya yaitu jangan sombong karena merasa lebih. Kuasa yang tanpa kendali akan berbalik menjadi kezaliman.

Inibaru.id - Dalam hidup, ada satu nasihat orang Jawa yang tak pernah lekang oleh waktu: ojo dumeh. Kalimat sederhana ini berarti jangan sombong karena merasa lebih. Lebih berkuasa, lebih kaya, lebih pintar, atau lebih punya koneksi. Tapi di balik kesederhanaannya, tersimpan kedalaman moral yang luar biasa, pengingat bahwa kekuatan apa pun, jika tak dikendalikan, bisa menjelma menjadi kezaliman.

Bagi masyarakat Jawa, ojo dumeh bukan sekadar ungkapan etika, tapi laku batin. Ia adalah peringatan agar siapa pun yang sedang berada di posisi lebih tinggi tetap tahu diri, eling lan waspada. Kuasa seharusnya dipakai untuk ngrekso, melindungi yang lemah, bukan menindas. Dalam falsafah Jawa, ojo dumeh selalu berjalan beriringan dengan andap asor (rendah hati), tepa selira (empati), serta larangan adigang, adigung, adiguno. Sebuah nasehat untuk jangan bersandar pada kekuatan, kedudukan, atau kepintaran untuk membelokkan kebenaran.

Menariknya, jika ditarik ke horizon Islam Jawa, nilai ini berkelindan dengan konsep ‘adl (keadilan) dan larangan zulm (kezaliman). Artinya, ketika seseorang menggunakan kelebihannya untuk menindas, sejatinya ia sedang melawan tatanan ilahi tentang keadilan.

Filosofi ini juga tercermin dalam kisah klasik Arya Penangsang dalam Babad Tanah Jawi. Dikisahkan, Arya Penangsang adalah sosok yang pongah. Ia merasa paling berhak atas tahta, merasa tak terkalahkan oleh siapa pun. Tapi karena kesombongannya, ia kehilangan kendali atas laku dan budi. Ia menindas, bertindak semena-mena, dan akhirnya tumbang bukan karena kekuatan lawan, melainkan oleh keangkuhannya sendiri.

Kesombongan hanya akan menghancurkan manusia. (via Islampos)

Babad Tanah Jawi membaca kejatuhan Arya Penangsang bukan sekadar tragedi politik, melainkan koreksi moral sejarah. Kuasa yang berwatak dumeh pasti akan dikembalikan ke takarannya. Karena sejatinya, kekuasaan tanpa kebijaksanaan hanya menunggu waktu untuk runtuh.

Pesan ini masih relevan, bahkan semakin penting hari ini. Di tengah dunia yang mudah membuat orang silau oleh jabatan dan popularitas, ojo dumeh hadir sebagai rem batin. Pengingat agar setiap kelebihan digunakan dengan bijak, bukan untuk menunjukkan siapa paling kuat, tapi untuk memastikan tak ada yang terinjak.

Jadi, kalau suatu saat kamu diberi kuasa, harta, atau ilmu, ingatlah pepatah lama ini. Ojo dumeh. Karena pada akhirnya, yang membuat manusia dihormati bukan seberapa tinggi ia berdiri, tapi seberapa rendah ia mau menunduk untuk tetap adil.

Kesombongan selalu menjatuhkan siapa saja. Karena itu, mari belajar menahan diri saat punya kuasa. Ingat, kekuatan sejati bukan di tangan yang menggenggam, tapi di hati yang tahu kapan harus melepas. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: