BerandaHits
Sabtu, 6 Jun 2025 15:56

NTT Jadi Prioritas Transformasi Layanan Kesehatan, Ini Komitmen Pemerintah

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam agenda koordinasi perencanaan pembangunan kesehatan di NTT, Rabu (4/6/2025). (Gemapos)

NTT jadi sorotan utama pemerintah dalam transformasi layanan kesehatan nasional. Pemerintah pusat menyiapkan strategi khusus agar layanan kesehatan di wilayah timur ini makin inklusif dan berkelanjutan.


Inibaru.id - Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali jadi perhatian pemerintah pusat. Kali ini, giliran sektor kesehatan yang diprioritaskan lewat percepatan transformasi layanan agar lebih merata, tangguh, dan inklusif.

Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa wilayah timur Indonesia ini masuk daftar penting dalam reformasi sistem kesehatan nasional.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha, saat agenda koordinasi perencanaan pembangunan kesehatan di NTT, Rabu (4/6/2025).

Menurutnya, transformasi kesehatan bukan sekadar bangun gedung atau fasilitas, tapi juga sistem yang menjangkau semua lapisan masyarakat.

“Dalam Rencana Induk Bidang Kesehatan 2025–2029, kami menempatkan ‘Kesehatan untuk Semua’ sebagai sasaran utama pembangunan menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Kunta.

Dia membeberkan, Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) punya enam sasaran utama, mulai dari peningkatan gizi, pengendalian penyakit, hingga teknologi kesehatan yang lebih maju.

NTT dinilainya sebagai salah satu daerah yang dinilai perlu perhatian khusus. Strategi pembangunannya mencakup penguatan layanan kesehatan dasar dan lanjutan, percepatan penurunan stunting, penanggulangan penyakit tropis, hingga perbaikan kesejahteraan tenaga medis.

Namun, Kunta menyoroti bahwa realisasi dana non-fisik kesehatan di NTT masih tergolong rendah, yakni baru sekitar 59,7 persen. Ini harus jadi perhatian agar manfaat program benar-benar dirasakan masyarakat.

Bentuk Dukungan

Transformasi kesehatan ini meliputi layanan primer, rujukan, dan laboratorium. (Shutterstock)

Adapun dukungan pendanaan juga datang dari program Indonesia Health System Strengthening (IHSS) sebesar Rp63,5 triliun. Dana ini akan memperkuat layanan primer, rujukan, dan laboratorium secara bertahap hingga 2029 lewat program SOPHI, SHIHREN, dan InPULS.

Sementara itu, Presiden RI bahkan telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2025. Arahnya jelas: sinergi pusat dan daerah mutlak dibutuhkan demi percepatan layanan kesehatan.

“Keberhasilan transformasi kesehatan sangat bergantung pada sinergi lintas sektor, dari pusat hingga daerah. Pemerintah daerah harus memastikan indikator RIBK masuk ke dalam RPJMD dan Renstra Organisasi Perangkat Daerah,” lanjut Kunta.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengapresiasi arahan tersebut. Dia menyebut, pendekatan pembangunan kesehatan di daerahnya nggak bisa disamakan dengan Jakarta.

“Forum ini adalah ruang kolaborasi strategis untuk memperkuat arah pembangunan kesehatan yang tidak bisa disamakan dengan Jakarta. Di NTT, pendekatannya harus variatif, kontekstual, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Pendekatan Komunitas Dirasa Penting

Gubernur juga menekankan pentingnya pendekatan berbasis komunitas. Dia ingin ada anggota keluarga di setiap rumah yang bisa menjadi pendukung kerja tenaga medis, terutama untuk pemantauan ibu hamil dan menyusui.

“Visi kami jelas. Sehat dulu, baru bisa cerdas, maju, dan sejahtera. Sehat adalah fondasi utama pembangunan berkelanjutan di NTT,” tegasnya.

Gubernur Emanuel menambahkan, penting untuk menyelaraskan program pusat dengan anggaran daerah. Dia berharap diskusi ini bisa jadi bahan evaluasi dan penyusunan program 2026 yang lebih menyentuh desa.

“Forum ini jadi ruang evaluasi bersama. Kami bahas program yang berjalan, kendala anggaran, dan menyiapkan rencana untuk 2026. Kami ingin program pusat tidak hanya sampai di provinsi, tapi benar-benar bisa menjangkau desa-desa di NTT,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Gubernur mengajak semua pihak membangun ekosistem kesehatan yang solid dari desa hingga pusat.

“Ayo bangun ekosistem yang tangguh dari desa sampai ke pusat. Kita pastikan sinergi antara kabupaten, kota, provinsi, dan pusat bisa kita kerjakan dengan baik. Tuhan menolong kita dalam menangani stunting, kematian ibu dan anak, dan penyakit-penyakit menular berbahaya lainnya,” pungkasnya.

Dengan sinergi dari pusat hingga desa, harapan membaiknya layanan kesehatan di NTT bukan sekadar wacana. Tinggal bagaimana semua pihak menjaga komitmen agar setiap program benar-benar terasa dampaknya bagi masyarakat paling pinggiran. Sebab, sehat bukan hanya hak, tapi juga kunci masa depan. Gimana menurutmu, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: