BerandaHits
Kamis, 7 Feb 2024 15:16

Mungkinkah Makan Siang Efektif Cegah Stunting? Ini Tanggapan IDAI

Efektifkah makan siang cegah stunting? IDAI punya jawabannya. (Monitorday)

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) punya komentar terkait dengan kontroversi keefektifan makan siang untuk mencegah stunting. Seperti apa ya pendapatnya?

Inibaru.id – Hangatnya pembahasan bertema politik di Indonesia belakangan ini menghasilkan rasa penasaran pada para warganet Tanah Air. Nah, salah satu yang bikin penasaran adalah adanya pernyataan yang menyebut makan siang mencegah stunting. Lantas, apakah pernyataan tersebut memang benar adanya?

Stunting lebih dari sekadar masalah gangguan pertumbuhan pada anak yang membuatnya jadi pendek. Stunting lebih parah dari itu karena membuat anak mengalami gagal tumbuh pada usia kurang dari lima tahun. Penyebabnya adalah kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupannya.

Nggak hanya membuatnya terlihat lebih cebol jika dibandingkan dengan anak-anak seumurannya, anak yang mengalami masalah stunting juga mengalami masalah lain seperti gangguan kognitif yang membuat IQ-nya kurang dari rata-rata, kesulitan belajar, memiliki sistem imun lebih lemah sehingga lebih mudah terkena penyakit menular, hingga tumbuh menjadi orang yang nggak produktif di usia dewasa.

Mengingat dampak-dampak tersebut nggak bisa disepelekan, apakah ide menyediakan makan siang bagi anak-anak ini bakal efektif mencegah stunting? Nah, terkait dengan hal ini, Ketua Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso Sp.A (K) punya jawabannya, Millens.

“Nggak efektif. Jadi pemberian makan ke anak sekolah ya nanti nggak terkait dengan stunting,” jelas Piprim sebagaimana dinukil dari Antara, Senin (5/2/2024).

Kalau anak yang stunting sudah sampai usia sekolah, mau nggak mau dia harus diperiksakan ke dokter, khususnya dokter anak yang ada di rumah sakit. Dari pemeriksaan itulah, nantinya dokter spesialis anak bisa memberikan perawatan untuk mengatasi masalah yang dialami anak tersebut.

Ada cara lain yang efektif untuk mencegah stunting. (Xnews.id)

Lantas, apakah berarti nggak ada cara untuk mencegah stunting dengan efektif? Kalau soal itu, Piprim menyarankan setiap orang tua untuk memperhatikan kondisi dan asupan gizi buah hatinya pada dua tahun pertamanya atau sampai 1.000 hari pertama kehidupannya, bukannya saat anak sudah di usia sekolah.

“Bahkan sebenarnya pencegahan stunting itu dimulai dari anak masih berada dalam kandungan. Lalu di fase 1.000 hari pertama kehidupan anak. Itu harus kaya asupan protein hewani seperti susu, daging ikan, ayam, dan telur,” saran Piprim.

Lebih dari itu, sebenarnya situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah mengungkap sejumlah langkah pencegahan stunting. Bahkan, langkah-langkah ini sudah harus dilakukan jauh sebelum pernikahan dilakukan. Berikut adalah langkah-langkah tersebut.

1. Semenjak berusia remaja, kaum perempuan harus rutin melakukan skrining anemia dan mengonsumsi tablet tambah darah.

2. Pengecekan kesehatan pra-nikah harus dilakukan.

3. Saat hamil, kondisi kesehatan ibu dan kandungannya harus rutin diperiksakan ke dokter.

4. Ibu hamil juga harus mendapatkan asupan nutrisi sehat, khsusnya makanan kaya protein, lemak sehat, hingga mineral layaknya zat besi, yodium, dan asam folat.

5. Pemberian ASI ekskulsif selama enam bulan dan diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih.

6. Anak dipantau tumbuh kembangnya serta mendapatkan imunisasi lengkap sebagaimana yang dianjurkan oleh nakes.

Hm, ternyata pemberian makan siang kepada anak sekolah nggak efektif mencegah stunting. Semoga saja banyak orang tua yang menyadari hal ini dan melakukan pencegahan dengan cara yang lebih baik. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024