Inibaru.id – Kalau kamu mampir ke Kampung Tambakrejo, Tanjung Mas, bakal melihat pulau baru di Semarang. Namun, pulau yang dimaksud bukanlah pulau, melainkan hamparan sampah yang menumpuk di Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang ada di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Luas pulau sampah di Sungai BKT ini hampir seukuran lapangan sepak bola. Sampah-sampah ini menumpuk dari pembuangan yang berasal dari Kota Semarang dan juga daerah lainnya. Kondisinya juga semakin parah saat musim hujan seperti sekarang ini.
Kalau dihitung dari dasar sungai, sampah ini sudah menumpuk hingga ketinggian 5 meter. Jika terus dibiarkan, dikhawatirkan ukurannya bisa semakin tinggi dan membuat lingkungan jadi semakin rusak.
Kondisi ini pun sampai mendapatkan tanggapan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Anggota dari Walhi Jateng Iqbal Alma menjelaskan kalau sebenarnya, sebelum jadi pulau sampah, kawasan tersebut adalah tempat mangrove tumbuh. Sayangnya, karena ada proyek pelebaran BKT, sebagian mangrove dihilangkan dan justru kemudian jadi tempat menumpuknya sampah.
Mangrove dan sampah tentu sangat kontras dampaknya ya, Millens? Kalau mangrove, bisa membantu menahan gelombang laut. Kalau sampah yang menumpuk dan jadi pulau, justru membuat para nelayan terganggu karena baling-baling perahunya tersangkut.
Kebanyakan Sampah Adalah Sampah Rumah Tangga
Iqbal menjelaskan soal apa saja jenis sampah yang menumpuk. Kebanyakan ternyata adalah sampah rumah tangga dengan jenis plastik. Selain itu, ada juga yang berbahaya seperti pecahan kaca.
“Yang bahaya itu kalau ada kaca atau besi yang tajam,” keluh Iqbal, Kamis (3/3).
Pihak Walhi mengaku sempat melakukan pembersihan pada pulau sampah yang semakin menggunung ini. Sayangnya, usaha ini seperti nggak ada gunanya karena sampah terus berdatangan dan mengendap di pulau tersebut.
Mendapatkan Tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang Fx Bambang Suronggono langsung menanggapi temuan pulau sampah di Tambakrejo, Tanjung Mas dengan mengirimkan Tim UPT 1 ke lokasi. Mereka diminta untuk melakukan pemetaan sehingga nantinya bisa dibersihkan dengan dikeruk atau cara lainnya.
“Pasti kami akan melakukan action berupa pembersihan sampah,” terang Bambang, Kamis (3/3).
Selain itu, DLH juga berjanji akan mencari tahu dari mana sampah-sampah itu berasal. Dia juga berencana memberikan edukasi lebih baik kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah sehingga nantinya jumlah sampah yang dibuang ke sungai semakin berkurang.
Duh, ternyata pulau baru di Semarang adalah pulau sampah. Harus segera ditangani, ya Millens? (Tri, Kom/IB09/E05)