BerandaHits
Minggu, 6 Jul 2024 21:15

Mengenang Pertempuran Melawan Penjajah di Lemahabang, Kabupaten Semarang

Monumen Lemahabang di pertigaan Lemahabang menuju Bandungan. (Google Street View)

Kamu yang sering ke Bandungan, pernah nggak menyadari ada monumen di Pertigaan Lemahabang? Ternyata monumen itu adalah peringatan atas sebuah pertempuran mempertahankan kemerdekaan, lo.

Inibaru.id – Warga Semarang atau Jawa Tengah yang kerap melewati jalur Ungaran – Bawen atau pengin berwisata ke Bandungan pasti tahu di mana lokasi pertigaan Lemahabang yang persis di seberang SPBU. Tapi, jarang yang menyadari keberadaan sebuah monument di sebelah pertigaan tersebut.

Dari arah Karangajati/Bawen, monument tersebut bisa kamu lihat persis di sebelah kiri, persis sebelum jalan masuk menuju arah Bandungan. Biasanya, di depan monument tersebut, ada tukang ojek atau angkutan desa (angkudes) yang menunggu penumpang.

Meski keberadaannya jarang disadari banyak orang, bukan berarti monument tersebut nggak penting ya. Soalnya monument tersebut berfungsi sebagai peringatan atas sebuah pertempuran penting pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran di Lemahabang terkait dengan pertempuran Ambarawa yang berlangsung pada 20 Oktober hingga 15 Desember 1946. Kala itu, pasukan NICA (tentara sipil Hindia Belanda) dan pasukan sekutu pengin membebaskan tawanan perang dari pihak Belanda di kamp Banyubiru Ambarawa dan Magelang.

Tapi, tawanan tersebut ternyata juga dipersenjatai oleh mereka. Pertempuran pun pecah di antara mereka dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sempat berhenti setelah Soekarno dan Brigadir Bethell bertemu di Belanda pada 2 November 1945, pertempuran kembali pecah pada 22 November setelah pasukan Inggris mengebom sejumlah permukiman penduduk di Ambarawa.

Monumen Lemahabang dibuat sebagai peringatan atas peristiwa pertempuran yang terkait dengan Pertempuran Ambarawa. (Google Street View)

Mayor Soeyoto dan pasukannya mendapatkan perintah dari Letkol Bambang Soegeng yang berada di Temanggung untuk memakai jalur Bandungan demi mencegat bala bantuan bagi pasukan sekutu yang berasal dari Semarang. Pada 28 November, mereka mampu melumpuhkan sebuah tank pasukan sekutu di persimbangan tersebut.

Setelah itu, pasukan yang dipimpin Soeyoto bakal mencegah bantuan bagi sekutu di Ungaran, sementara itu pasukan lain yang dipimpin Soewito Haryoko tetap bertahan di sekitar Karangjati yang nggak jauh dari Lemahabang.

Sayangnya, pencegatan bantuan di Ungaran membuat Soeyoto dan pasukannya harus menghadapi pertempuran yang mengerikan. Sebanyak 21 tentara, termasuk Mayor Soeyoto gugur meski berhasil melakukan pencegatan terhadap bantuan amunisi dan logistik bagi pasukan sekutu tersebut. Bisa dikatakan, berkat pengorbanan merekalah, pergerakan TKR semakin mampu memojokkan pasukan sekutu di Ambarawa. Pasukan sekutu pun akhirnya memilih untuk mundur kembali ke Semarang.

Untuk mengenang pertempuran tersebut, maka didirikanlah Monumen Lemahabang di sana. Bahkan, ada yang menyebut nama Lemahabang terinspirasi dari pertempuran ini. Lemah berarti tanah dan abang berarti darah.

Konon, hal ini disebabkan oleh dahsyatnya pertempuran yang membuat tanah di sana dipenuhi dengan warna darah dari para pejuang dan pasukan sekutu, Millens.

Nggak disangka ya, ternyata ada monumen pertempuran di pertigaan Lemahabang yang nggak banyak diketahui? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jelang Tahun Baru, BNN Operasi Yustisi, 19 Orang Positif Narkoba

31 Des 2024

Cerita Orang-Orang yang Justru Menjauh dari Keramaian Malam Tahun Baru

31 Des 2024

Warna-Warna yang Bakal Jadi Tren di Tahun 2025

31 Des 2024

Urumqi di Tiongkok, Kota Terjauh dari Lautan di Seluruh Dunia

31 Des 2024

Anker Lega, Tiket Kereta Api Nggak Kena PPN 12 Persen

31 Des 2024

Tugu Lilin Gumilir Resmi Jadi Landmark Baru Cilacap yang Melambangkan Cahaya dan Energi

31 Des 2024

Resolusi Tahun Baru, Pentingkah untuk Hidup Kita?

31 Des 2024

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025