Inibaru.id - Bagaimana proses seseorang yang awalnya nggak tahu menahu soal sebuah lagu menjadi hafal lirik, tahu nada, dan mahir menyanyikannya? Mungkin kamu akan menjawab dengan cara mempelajari lagu tersebut, layaknya seseorang yang serius berlatih karena akan mengikuti lomba menyanyi.
Tapi, selain itu, ada sebuah proses yang lebih alami dibanding dengan latihan, bahkan kadang seringkali nggak kita sadari, yaitu earworms. Kalau mengalami earworms, maka sebuah lagu akan selalu menempel di otakmu, meski pada awalnya kamu nggak suka lagu tersebut. Kamu penasaran apa itu earworm?
Dilihat dari namanya, "earworm" yang berarti "cacing yang bermukim di telinga" terdengar menyeramkan ya? Tapi sebenarnya, earworm adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sindrom obsesi musik. Maksudnya, itu adalah kondisi saat lagu atau irama terus berputar dan terngiang-ngiang di benakmu, Millens. Akibatnya, secara nggak sadar kamu jadi sering bersenandung atau menyanyikan lagu tersebut.
Kata earworms kali pertama digunakan pada tahun 1978 dalam novel Desmond Bagley, Flyaway. Selain earworm, kondisi tersebut juga dikenal sebagai brainworm, stuck song syndrome dan sticky music. Fenomena ini terjadi akibat korteks pendengaran dalam otak.
Apakah Mengganggu?
Untuk saat ini, earworm belum dianggap menjadi sebuah penyakit atau kelainan, tetapi merupakan gangguan pikiran yang nggak disengaja atau terjadi di alam bawah sadar, termasuk subtipe obsesi.
Kamu nggak perlu khawatir dengan hal ini karena fenomena earworms terjadi pada hampir semua orang. Sebuah riset bertajuk obsesi musik pada tahun 2004 menjelaskan bahwa sebanyak 98% orang di belahan bumi bagian barat pernah merasakan terngiang-ngiang pada sebuah lagu atau earworm.
Awal mula sebuah lagu bisa terjebak di kepala kamu, yaitu melalui jaringan otak yang terlibat dalam persepsi, emosi, memori, dan juga pemikiran spontan yang kamu miliki. Oleh karena itu, kondisi emosi kamu, misalnya sedang sedih bisa menjadi penyebab dari munculnya earworm pada lagu-lagu sedih yang kamu dengarkan.
Selain dari kondisi emosi, earworm bisa terjadi saat kamu mendengarkan lagu dalam keadaan melamun, bernostalgia, atau dalam kondisi stres.
Secara nggak sadar, otak kamu merekam momen tersebut melalui sebuah irama atau alunan lagu yang berputar berulang-ulang. Hal ini juga sering terjadi jika kamu memiliki latar belakang seorang musisi.
Faktanya, nggak selalu lagu favorit yang bisa mendatangkan earworm. Bisa jadi kamu nggak terlalu suka lagunya, tapi nadanya menarik, catchy, gampang diingat, tanpa sadar kamu mulai bersenandung dan kemudian berputar-putar terus seharian di otakmu.
Nggak ingin terus menerus mengingat musik tersebut di kepala? Ada dua trik yang bisa kamu terapkan, nih. Pertama, mengunyah permen karet. Hal ini akan membuat jalur yang sama di otak, yaitu dapat digunakan untuk pemrograman rahang berulang dan untuk mengulang musik dalam memorimu.
Cara kedua mengusir earworms adalah memainkan musik tersebut berulang sampai menjadi nggak berarti. Nah, kamu memilih cara yang mana, Millens? (Siti Khatijah/E07)