Inibaru.id - Sekadar berpenampilan rapi dianggap masih kurang untuk bersosialisasi. Seseorang perlu beraroma wangi untuk lebih percaya diri. Salah satu parfum yang populer digunakan adalah aroma musk.
Aroma parfum musk dapat digambarkan sebagai aroma yang hangat, sensual, dan menyenangkan. Karakteristiknya sering kali dianggap sebagai aroma yang "bersih", "terlindung", dan "dalam".
Musk memberikan dimensi yang dalam dan lembut pada parfum, sering kali memberikan kesan yang mendalam dan memikat. Yap, aroma ini mampu menumbuhkan perasaan yang tentunya bikin senang.
Sayangnya, proses pembuatan parfum musk ini jauh dari kata menyenangkan. Konon, aroma parfum musk dikaitkan dengan bahan dasar yang berasal dari kelenjar rusa. Namun, ini tidak sepenuhnya benar dalam konteks parfum modern yang kita kenal saat ini. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita telaah asal-usul aroma musk dalam industri parfum.
Sebelumnya, bahan dasar musk yang digunakan dalam parfum berasal dari musk alam atau musk hewan, yang memang diambil dari kelenjar musk hewan tertentu, terutama musang atau rusa.
Proses pengambilan musk dari hewan ini sering kali melibatkan metode yang kontroversial dan tidak etis, seperti membunuh hewan untuk mengambil kelenjar musk mereka.
Namun, dengan semakin meningkatnya kesadaran akan perlindungan hewan dan keberlanjutan, serta adanya regulasi yang melarang penggunaan musk alam dalam industri parfum, penggunaan musk hewan telah berkurang secara signifikan.
Sebagai gantinya, para pembuat parfum modern beralih ke bahan-bahan sintetis yang dapat meniru aroma musk alam tanpa harus menggunakan bahan dasar yang berasal dari hewan. Bahan-bahan sintetis ini dirancang untuk menciptakan aroma yang mirip dengan musk alam, tetapi tanpa melibatkan eksploitasi hewan atau merusak lingkungan.
Teknologi dan inovasi dalam industri parfum telah memungkinkan para perancang parfum untuk menciptakan berbagai macam musk sintetis yang tidak hanya menyerupai aroma musk alam, tetapi juga memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar atas karakteristik aroma yang dihasilkan.
Oleh karena itu, meskipun aroma musk masih merupakan komponen yang umum dalam parfum, penggunaan musk alam dari kelenjar hewan sebagai bahan dasarnya sudah semakin jarang. Sebaliknya, parfum modern lebih sering menggunakan bahan-bahan sintetis yang memungkinkan para pembuat parfum untuk menciptakan aroma musk yang aman, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Dengan demikian, penggunaan musk alam dari hewan telah digantikan oleh bahan-bahan sintetis yang lebih berkelanjutan dan etis.
Kalau kamu suka aroma musk juga nggak, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)